MALANG – Imbas banjir di Ibukota Jakarta tetap dirasakan pada Sabtu (19/1). Jumlah penumpang yang biasanya membludak di week end pertama kemarin tidak terlihat untuk transportasi darat seperti Kerta Api dan Bus. Akibat banjir, selain jam pemberangkatan dan kedatangan kereta api serta bus yang molor, penumpang pun susut lebih dari separuh pada Sabtu kemarin.
Keadaan tersebut terlihat jelas pada jumlah penumpang yang mengisi kereta eksekutif tujuan Jakarta sore kemarin. Kereta yang sepanjang tahun lalu memiliki rata-rata okupansi mencapai 100 persen pada Sabtu kemarin hanya terisi sekitar 55 persen dari kapasitas total.
Sementara Matarmaja yang juga telah terpesan penuh hingga Februari nanti pada pemberangkatan Sabtu kemarin terpaksa kehilangan 6 penumpang yang membatalkan keberangkatan. Hal serupa juga terjadi pada kereta kelas bisnis Majapahit yang mengalami keterlambatan datang di Kota Malang sampai 235 menit atau hampir 4 jam lamanya dari jadwal normal sementara Matarmaja terlambat masuk hingga 45 menit dan Gajayana terlambat masuk sekitar 46 menit.
Seperti sebelumnya, Sabtu kemarin rangkaian kereta jurusan Jakarta juga belum bisa menurunkan penumpang di Stasiun Senen. “ Penumpang Gajayana yang berangkat sebanyak 195 penumpang dari kapasitas total 350 penumpang, ini rekor yang paling rendah di tahun ini , apalagi pemberangkatan hari Sabtu normalnya selalu penuh 100 persen sampai Senin,” kata Andi Gunawan Petugas Kamtib Stasiun Kota Malang.
Bukan hanya penumpang kereta api yang menurun, penumpang Bus jurusan Jakarta dari Terminal Arjosari juga berkurang drastis sejak tiga hari terakhir. Dari kapasitas total, rata-rata bus hanya terisi tak sampai 30 persen saat berangkat dari Arjosari. Bus juga mengalami jam pemberangkatan dan kedatangan yang molor dari jadwal semula. Akibatnya dari rata-rata 18 armada bus Antar Kota Antar Propinsi non ekonomi yang berangkat setiap hari dari Arjosari mulai berkurang menjadi 12 armada saja sejak Rabu kemarin.
“Normalnya bus berangkat dari Arjosari pukul 14.00 sore dan tiba di Rawamangun, Pulogadung atau Kampung Rambutan sekitar pukul 11.00. Sejak Rabu kemarin jam datang di tiga terminal tersebut molor sampai pukul 01.00 dini hari. Akibatnya jam berangkat dari Arjosari juga ikut molor dan armada bus yang berangkat juga berkurang,” beber Agus Ruskandi Koordinator Pos Pengendalian dan Pengawasan Angkutan Orang Terminal Arjosari.
Menurutnya sejumlah penumpang bus non ekonomi yang dipatok dengan tarif Rp 230 ribu perkursi membatalkan pemberangkatan mereka pada Sabtu kemarin. Kondisi tersebut diprediksi akan terus berlangsung jika banjir di Jakarta belum juga usai.
“Ada yang membatalkan berangkat, penumpang juga banyak yang enggan bepergian ke Jakarta karena banjir. Mungkin kalau Jakarta normal kembali penumpang juga akan ikut normal,” harapnya. (pit)
Keadaan tersebut terlihat jelas pada jumlah penumpang yang mengisi kereta eksekutif tujuan Jakarta sore kemarin. Kereta yang sepanjang tahun lalu memiliki rata-rata okupansi mencapai 100 persen pada Sabtu kemarin hanya terisi sekitar 55 persen dari kapasitas total.
Sementara Matarmaja yang juga telah terpesan penuh hingga Februari nanti pada pemberangkatan Sabtu kemarin terpaksa kehilangan 6 penumpang yang membatalkan keberangkatan. Hal serupa juga terjadi pada kereta kelas bisnis Majapahit yang mengalami keterlambatan datang di Kota Malang sampai 235 menit atau hampir 4 jam lamanya dari jadwal normal sementara Matarmaja terlambat masuk hingga 45 menit dan Gajayana terlambat masuk sekitar 46 menit.
Seperti sebelumnya, Sabtu kemarin rangkaian kereta jurusan Jakarta juga belum bisa menurunkan penumpang di Stasiun Senen. “ Penumpang Gajayana yang berangkat sebanyak 195 penumpang dari kapasitas total 350 penumpang, ini rekor yang paling rendah di tahun ini , apalagi pemberangkatan hari Sabtu normalnya selalu penuh 100 persen sampai Senin,” kata Andi Gunawan Petugas Kamtib Stasiun Kota Malang.
Bukan hanya penumpang kereta api yang menurun, penumpang Bus jurusan Jakarta dari Terminal Arjosari juga berkurang drastis sejak tiga hari terakhir. Dari kapasitas total, rata-rata bus hanya terisi tak sampai 30 persen saat berangkat dari Arjosari. Bus juga mengalami jam pemberangkatan dan kedatangan yang molor dari jadwal semula. Akibatnya dari rata-rata 18 armada bus Antar Kota Antar Propinsi non ekonomi yang berangkat setiap hari dari Arjosari mulai berkurang menjadi 12 armada saja sejak Rabu kemarin.
“Normalnya bus berangkat dari Arjosari pukul 14.00 sore dan tiba di Rawamangun, Pulogadung atau Kampung Rambutan sekitar pukul 11.00. Sejak Rabu kemarin jam datang di tiga terminal tersebut molor sampai pukul 01.00 dini hari. Akibatnya jam berangkat dari Arjosari juga ikut molor dan armada bus yang berangkat juga berkurang,” beber Agus Ruskandi Koordinator Pos Pengendalian dan Pengawasan Angkutan Orang Terminal Arjosari.
Menurutnya sejumlah penumpang bus non ekonomi yang dipatok dengan tarif Rp 230 ribu perkursi membatalkan pemberangkatan mereka pada Sabtu kemarin. Kondisi tersebut diprediksi akan terus berlangsung jika banjir di Jakarta belum juga usai.
“Ada yang membatalkan berangkat, penumpang juga banyak yang enggan bepergian ke Jakarta karena banjir. Mungkin kalau Jakarta normal kembali penumpang juga akan ikut normal,” harapnya. (pit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bansos via DPRD Rawan Penyelewengan
Redaktur : Tim Redaksi