PANGKALANKERINCI-Banjir di sejumlah kawasan Kabupaten Pelalawan masih belum surut. Hingga Senin (2/1), sejumlah desa di enam kecamatan masih terendam. Air juga memutus sejumlah ruas jalan. Salah satunya adalah jalan akses RAPP yang menghubungkan Kecamatan Langgam dengan ibukota kabupaten.
‘’Ponton penyeberangan menuju Pangkalankerinci ditutup sementara. Ketinggian banjir tak memungkinkan untuk operasi ponton,’’ ujar Camat Langgam, Faisal, Senin (2/12).
Penutupan operasi ponton membuat hubungan darat menuju ibukota Kecamatan Langgam putus total. Lalulintas truk dialihkan melalui jalan akses Sorek. Jalur truk dari Kabupaten Kuantan Singingi menuju Pelalawan dialihkan melalui Pekanbaru. Sedangkan distribusi bahan pokok ke Langgam memakai jasa angkutan kapal pompong. Selain lebih lambat, angkutan pompong menyebabkan biaya angkut meningkat tajam dan dipastikan mempengaruhi harga bahan pokok.
Dengan angkutan pompong, warga harus membayar Rp30 ribu per orang sebagai ongkos penyeberangan. Jika ingin membawa sepedamotor, ongkosnya ditambah Rp120 ribu per unit. Sedangkan ongkos barang ditetapkan berdasarkan kesepakatan. ‘’Mudah-mudahan air cepat surut agar distribusi barang ke Langgam kembali lancar,’’ imbuh camat.
Banjir juga masih menggenangi ruas jalan menuju ibukota Kecamatan Pelalawan dan memutus transportasi darat sejumlah desa di wilayah ini. Selain memutus akses darat, banjir juga merendam beberapa sekolah dan menyebabkan proses belajar mengajar tersendat. Dinas Pendidikan Pelalawan menyarankan para kepada kepala sekolah mencari lokasi belajar alternatif untuk digunakan pasca liburan semester.
‘’Setelah liburan proses belajar mengajar sedapat mungkin tetap diupayakan berjalan. Kalau banjir ini lama, kita akan carikan tempat belajar alternatif agar anak-anak tidak ketinggalan,’’ ujar Kepala Dinas Pendidikan Pelalawan, MD Rizal.
Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Pelalawan Nasri FE MSi mengatakan, ketinggian banjir hingga kemarin belum mencapai puncak. Namun berdasarkan pantauan pihaknya, telah terjadi penurunan beberapa sentimeter dalam dua hari terakhir.
‘’Di beberapa wilayah banjir sudah turun sedikit. Mungkin karena empat hari tidak ada hujan. Namun bila dibandingkan dengan banjir tahun-tahun sebelumnya, sekarang belum sampai puncak. Makanya masyarakat tetap harus waspada,’’ kata Nasri.
Pasca banjir yang melanda 10 kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Senin hingga Kamis pekan lalu, Dinas Tanaman Pangan mencatat sekitar 714 hektare lebih sawah masyarakat yang sudah ditanam padi dipastikan puso.
Jumlah ini, menurut Kepala Dinas Tanaman Pangan Kuansing, Ir H Hardison MP bakal bertambah, karena masih ada satu kecamatan yang belum melaporkan luasan lahan yang terkena puso.
‘’Kita sekarang melalui petugas-petugas di lapangan tengah mendata berapa angka pasti sawah masyarakat yang terkena puso. Sekarang saja ada sekitar tujuh ratus lebih dan jumlah ini akan bertambah, karena masih ada kecamatan yang belum melaporkan,’’ ujar Hardison.
Sawah yang terkena puso tersebut, katanya, paling banyak terdapat di Kecamatan Kuantan Tengah seluas 636 hektare, Kecamatan Gunung Toar seluas 18 hektare dan Kecamatan Cerenti seluas 50 hektare. Sekarang, pihaknya tengah menunggu data sawah yang terkena puso untuk Kecamatan Benai. ‘’Daerah-daerah itulah yang terkena puso,’’ katanya.
Daerah-daerah yang terkena itu, menurutnya, ada di Desa Koto Sentajo, Kari, Kopah Kecamatan Kuantan Tengah, Koto Benai, Talontam, Tebing Tinggi untuk Kecamatan Benai dan berbagai daerah lainnya. Kemudian, ada daerah-daerah yang masyarakatnya masih dalam masa penyemaian benih padi juga terkena puso. Diperkirakan luasannya itu mencapai 14,3 hektare lebih.
Kalau sudah terjadi puso, Hardison berharap sekaligus mengajak para petani itu kembali menanam ulang di lahan tersebut. Jika alasannya benih yang tidak ada, diharapkan bisa minta bantuan kepada mereka yang masih menyemai, seperti di Kecamatan Pangean, Kuantan Hilir dan Inuman.
Pemerintah Provinsi Riau mendesak kabupaten/kota untuk bergerak cepat dalam penanganan banjir. Ini menjadi perhatian, agar masyarakat yang tertimpa bencana dapat segera dicarikan solusi, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Hanya saja, Pemerintah Provinsi Riau belum mendapatkan laporan dari kabupaten/kota terkait kondisi dan penanganan banjir yang dilakukan. Upaya ini juga dilakukan untuk menindaklanjuti bencana alam tersebut, baik dalam bentuk bantuan maupun support lainnya.
‘’Kita terus melakukan koordinasi dengan kabupaten/kota. Ini dilakukan untuk menentukan upaya yang dapat diberikan bagi para korban banjir. Jika tidak dapat diselesaikan di tingkat kabupaten/Kota maka dapat dilanjutkan ke tingkat provinsi, bahkan dapat dilanjutkan ke pusat. Oleh karena itu, kita memerlukan data dari daerah,’’ kata Wakil Gubernur Riau, Raja Mambang Mit.
Hal senada diungkapkan Sekretaris Daerah Provinsi Riau, Wan Syamsir Yus. Menurutnya, bencana banjir saat ini hampir menyerang sebagian besar daerah di Indonesia. Untuk itu upaya-upaya antisipasi harus dapat dilakukan secara berkelanjutan.(bun/jps/sah/rio)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Merpati Pecah Ban Saat Mendarat
Redaktur : Tim Redaksi