jpnn.com - SOREANG – Banjir yang merendam wilayah Bandung bagian selatan benar-benar membawa kesengsaraan bagi warga setempat. Tidak hanya menggangu aktivitas, genangan air juga membuat nilai aset mereka terus merosot.
Ketua DPP Asosiasi Pengembang Perumahan Rakyat Seluruh Indonesia (AP2ERSI), Ferry Sandiyana mengatakan, rumah dan bangunan di kawasan rendaman banjir mempunyai nilai jual yang rendah dari harga normal. Contohnya di Dayeuhkolot, Bojongsoang dan Baleendah, Kabupaten Bandung.
BACA JUGA: Pengin Tahu Utang Pemerintah saat Ini? Klik
“Bahkan rumah di kawasan tersebut sangat sulit laku ketika akan dijual,” tutur Ferry, Senin (18/4).
Dalam kurun lima tahun terakhir, banjir di wilayah-wilayah tersebut cenderung meluas. Hal itu terlihat dari beberapa kompleks perumahan yang sebelumnya bebas banjir, saat ini mulai terendam walaupun dalam skala kecil. Padahal, kebanyakan perumahan yang ada di kawasan tersebut dikategorikan masih baru, sehingga dipastikan saat proses pembangunan masih bebas banjir.
BACA JUGA: Kadin Bersorak untuk Kerja Sama Indonesia-Jerman
Jika permasalahan banjir dibiarkan berlarut-larut, Ferry khawatir nilai investasi dalam sektor perumahan akan mengalami penurunan. Oleh sebab itu, dia berharap agar pemerintah segera melakukan pembangunan danau retensi.
Ferry berharap warga yang akan dibebaskan tanahnya untuk dijadikan danau retensi ini bisa dengan ikhlas menjual tanahya dengan harga pantas. Jangan sampai, katanya, rencana pembangunan danau retensi ini terhambat dan masalah banjir semakin sulit terselesaikan. (Mld/dil/jpnn)
BACA JUGA: Tax Amnesty Diyakini Ciptakan Jutaan Lapangan Pekerjaan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pencabutan Subsidi Pelanggan Listrik 900 VA Masih Mengambang
Redaktur : Tim Redaksi