jpnn.com, BRASILIA - Brasil masih berduka. Ambrolnya bendungan limbah tambang bijih besi milik Vale masih membuat warga Brumadinho di Negara Bagian Minas Gerais trauma. Sejauh ini, korban tewas yang berhasil dievakuasi mencapai 58 orang. Tapi, lebih dari 300 yang lain masih dinyatakan hilang.
Petaka Jumat (25/1) itu membuka kembali kenangan pilu warga terhadap peristiwa yang sama pada 2015. Saat itu, bendungan di Tambang Samarco jebol. Bendungan tersebut juga merupakan milik Vale.
BACA JUGA: Takut Dibunuh, Politikus Gay Brasil Kabur ke Luar Negeri
''Fokus kami adalah mencari pekerja yang masih hilang,'' ujar Jubir Pemadam Kebakaran Brasil Pedro Aihara kepada Reuters kemarin (28/1). Sebagian besar korban yang masih hilang adalah pekerja tambang bijih besi tersebut.
Jumat lalu salah satu dam yang menampung limbah milik Vale di Corrego do Feijao tiba-tiba ambrol. Sebanyak 12 juta meter kubik air beracun yang ditampung langsung membanjiri kompleks yang ditempati para pekerja tambang, kontraktor, dan penduduk lokal.
BACA JUGA: Banjir di Musim Hujan, Waspadai Hipotermia!
Bobolnya bendungan limbah milik perusahaan tambang Vale merupakan insiden kedua dalam lima tahun terakhir. Pada 2015, volume air yang menyapu permukiman warga sekitar 60 juta meter kubik.
Bencana di Tambang Samarco, Mariana, itu merenggut 19 nyawa warga Rio Doce.
BACA JUGA: Pray for Sulsel, Banjir dan Longsor Renggut 30 Nyawa
''Dampak lingkungannya mungkin tak sebesar yang lalu. Tapi, ini tragedi kemanusiaan yang parah,'' ujar CEO Vale Fabio Schvartsman tentang insiden Jumat lalu itu.
Saat kejadian, perusahaan memperkirakan lebih dari 300 pekerja dan kontraktor berada di lokasi bencana. Menurut BBC, sekitar 192 orang yang berhasil selamat.
Terkait dengan tudingan bahwa Vale melakukan malapraktik, Schvartsman menampik. Menurut dia, kondisi terakhir dam saat dicek pada 10 Januari lalu masih baik. (bil/c19/hep)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Banjir di Sulawesi Selatan, Pertamina Amankan Pasokan BBM dan Elpiji
Redaktur & Reporter : Adil