Desa Adimulya, sejak Jumat (23/11) malam terendam banjir akibat meluapnya sungai Cilanggir, hingga memaksa 72 KK yang tinggal di Dusun Cilanggir mengungsi ke tempat aman.
Mereka kini Jumat malam kemarin menginap di SD 05 Adimulya dan polindes setempat. Sebagian warga lainnya mengungsi di rumah penduduk atau kerabat mereka yang terbebas dari genangan banjir.
Banjir mulai menggenangi rumah dan pekarangan warga sekitar pukul 19.00 malam itu. Air bertambah tinggi hingga mencapai sekitar 1,5 m pada pukul 23.00. "Air didalam rumah sampai leher hingga kami mengungsi," ujar Luki, warga setempat, seperti diberitakan Radar Banyumas (Grup JPNN).
Kepala Dusun Cilanggir, Arismunandar mengatakan, pengungsi meruapakan seluruh warga tersebut. Mereka hanya sempat menyelamatkan sedikit pakaian dan selimut. Untuk makan, mereka mengandalkan bantuan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap.
Banjir, tambahnya juga membuat jalan penghubung antara Desa Adimulya dan Malabar patah sepanjang 20 meter, tepatnya di Dusun Cicadas. Akibatnya, warga hanya bisa mengandalkan perahu karet untuk keluar dari lokasi banjir. "Jalan ini menghubungkan dusun kami dengan desa luar. Kami kesulitan untuk keluar karena harus mengandalkan perahu karet," katanya.
Termasuk juga untuk menyelamatkan harta benda seperti beras dan gabah untuk dibawa ke tempat pengungsian. Seperti yang tampak dilakukan warga kemarin. Sebagian dari mereka kembali ke rumah masing-masing dan mengambil gabah untuk dikeringkan di halaman SD.
Longsor di Desa Malabar memaksa sedikitnya 10 KK mengungsi karena rumah mereka retak akibat pergerakan tanah. Mereka rata-rata mengungsi di rumah tetangga atau kerabat untuk menghindari kerugian. "Ada 10 KK yang mengungsi karena rumah retak," ujar Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Wasi Aryadi melalui Kasubag TU UPT BPBD Majenang, Sabar.
Untuk membantu warga, pihaknya sudah menerjunkan bantuan perahu karet milik Tim SAR Jawa Tengah. Sementara perahu karet yang di Majenang sudah dikirim ke Sidareja untuk membantu evakuasi korban banjir.
Sementara itu, korban tanah longsor di Desa Sepatnunggal mengeluhkan bantuan. Sebagian korban mengaku belum mendapatkan bantuan sampai hari kedua kemarin. "Saya belum dapat bantuan," ujar Tarko, warga RT 01 RW 01 Desa Sepatnunggal.
Mengenai hal ini, Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Wasi Aryadi melalui Kasubag TU UPT BPBD Majenang, Sabar mengatakan, saat ini langkah yang diambil masih berupa tanggap darurat. Sementara bantuan bahan bangunan baru akan turun saat tahap rehabilitasi dan rekonstruksi mulai digarap. (har)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bentrok, Warga Sandera Kapolres
Redaktur : Tim Redaksi