Bentrok, Warga Sandera Kapolres

Minggu, 25 November 2012 – 10:08 WIB
PADANG--Ratusan warga di Trans Sitiung 5, Jorong Aur Jaya, Kecamatan Koto Baru, Dharmasraya, Sumatera Barat, terlibat bentrok dengan polisi, Sabtu (24/11). Belasan polisi dan warga terluka dalam bentrok yang dipicu penangkapan dua pelaku illegal mining itu.

Bahkan, Kapolres Dharmasraya AKPB Chairul Aziz bersama lima anggotanya disandera masyarakat setempat. Beberapa motor anggota polisi juga dibakar. “Kondisinya kacau. Kapolres dan lima anggotanya sekarang disandera warga,” lapor wartawan POSMETRO Padang (Grup JPNN) Hendri Pratama, yang berada di lokasi.

Sampai pukul 20.00 WIB, kondisi di lokasi bentrok masih panas. Sekitar 500 warga standby di jalan-jalan kampung, yang jaraknya 40 kilometer dari Koto Baru –ibu kota Dharmasraya-. Sementara, di jalan lintas, sekitar 200 personil gabungan kepolisian dari Polres Sijunjung, Dharmasraya dan Sawahlunto berkumpul dan berusaha masuk ke dalam perkampungan.

Hingga malam, Kapolres Dharmasraya Chairul Aziz masih disandera. Warga baru akan melepaskan Kapolres kalau dua rekannya juga dilepaskan. Selain itu ada pelarangan bagi anggota polisi, untuk tidak masuk ke dalam kampung.

Mereka hanya menerima jika yang masuk adalah Wakapolres Dharmasraya Kompol Ari untuk melakukan negoisasi. Hampir setengah jam, Kompol Ari akhirnya bisa masuk kampong serta melakukan negosiasi. Akhirnya Kepolres dilepaskan warga, dua tahanan juga dilepaskan polisi.

Informasi yang diterima, bentrokan bermula kala anggota Polsek Koto Baru menangkap dua pelaku illegal mining. Namun, upaya penangkapan itu dihalangi warga sekitar. Mereka meminta, polisi melepaskan dua rekannya tersebut.

Kondisi semakin memanas karena polisi bersikeras untuk menahan keduanya. Akibatnya, warga yang emosi melempari polisi dengan batu. Hal ini dibalas dengan tembakan ke udara. Akan tetapi, tembakan peringatan yang awalnya untuk menenangkan massa malah semakin membuat warga marah. Perang batu antara kedua kubu tidak terelakkan.

Bentrok sempat terhenti saat anggota polisi meninggalkan kampung. Setelah itu, AKBP Chairul Aziz turun ke lokasi untuk menyelesaikan masalah bersama beberapa petugas. Namun, kedatangan mantan Kapolres Limapuluh Kota itu malah menyulut emosi. Lagi-lagi, bentrok terjadi dan Kapolres ditahan.

Beberapa polisi terluka parah dan dilarikan ke rumah sakit karena terkena lemparan batu dan pukulan. “Kedua kubu bertahan dengan argumen masing-masing. Kami, tokoh masyarakat sudah berusaha menenangkan, tapi tidak bisa,” tutur tokoh masyarakat Jorong Aua Jaya, Ampin lewat hubungan seluler.

Ampin berharap, kedua kubu. Baik polisi atau masyarakat menahan diri, agar tidak terjadi lagi bentrokan. Dia berharap, upaya negoisasi dilaksanakan untuk mencari jalan perdamaian. “Kita tidak ingin lagi jatuh korban. Kedua kubu mesti menahan diri. Sekarang masyarakat inginnya, tidak ada rombongan polisi yang masu ke kampung. Itu untuk mencegah lagi bentrokan. Sekarang kita berusaha menenangkan warga,” sebut Ampin melalui hubungan seluler.

Untuk meredam aksi, tim Polda Sumbar dari Direktorat Sabhara turun ke lokasi bentrok. Turunnya tim dari Polda dibenarkan Kasi Negoisasi Dit Sabhara Polda Sumbar, Kompol Komarudin. “Ini, kita masih jalan. Kita akan berupaya melakukan negoisasi agar tidak terjadi lagi bentrok susulan,” ungkap Komarudin.

Sementara Sekretaris Daerah Dharmasraya Benny Muchtar menyebutkan, pemerintah akan menjadi penengah dalam peristiwa ini. Tapi, dia mengaku belum mendapatkan info detail terkait peristiwa ini.

“Saya belum mendapatkan informasi pasti. Kabar terakhir, Kapolres disandera warga. Pemkab akan melibatkan diri untuk mencari jalan keluar,” sebut Benny Muchtar.  (ben/hp/muh)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Senin Solar Habis, Bengkulu Lumpuh

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler