jpnn.com, SIDOARJO - Banjir yang menggenangi Desa Kedungrejo, Waru semakin meluas. Wilayah Bungurasih Tengah, Bungurasih Barat, serta Bungurasih Timur pun ikut terdampak.
Pantauan Jawa Pos, di pintu masuk Kedungrejo telah ditutup plang. Tampak tiga warga berjaga. Setiap pengendara yang hendak masuk langsung diingatkan agar tidak melintas. "Ditutup karena banjir," ucap Sholeh, salah seorang warga.
Dua hari lalu, genangan air hanya merendam bagian tengah jalan. Kemarin banjir sudah mencapai bibir gang. Ketinggian air berkisar 30 cm. "Hanya warga setempat yang diperbolehkan masuk," jelasnya.
Menurut Sholeh, hujan lebat membuat ketinggian air terus bertambah. Sepanjang Jalan Kedungrejo kini tidak terlihat karena rendaman air. Dia menuturkan, petugas pemkab memang sudah memasang pompa air. Sayang, pompa air itu tidak banyak menolong. "Air tidak bisa dibuang karena Sungai Buntung penuh," kata pria 49 tahun tersebut.
Tidak hanya merambah kawasan Waru. Banjir juga merendam kawasan Wage, Taman. Lokasinya berada di Perumahan Taman Surya Agung. Sudah empat hari genangan menerjang kawasan tersebut.
Lima RT tergenang. Mulai RT 1 hingga RT 5. Ketinggian genangan berkisar 30 cm. Setiap hari ketinggian air cenderung naik. Akses jalan terendam. Bahkan, sebagian rumah warga kemasukan air.
Salah satu rumah yang terendam adalah rumah milik Widarto. Kemarin siang dia bersama anaknya, Amanda, berupaya mengeluarkan air dari rumahnya. Sayang, upaya tersebut sia-sia. "Balik lagi karena jalan masih penuh air," ujarnya.
Kemarin (17/1), lanjut Widarto, sejatinya air sempat surut. Bersama keluarga, Widarto pun kerja bakti bersih-bersih rumah. Namun, saat malam ternyata hujan deras mengguyur. "Sekarang banjir lagi," ungkapnya.
Banjir menggenangi seluruh ruangan rumah Widarto. Mulai ruang tengah, kamar tidur, hingga kamar mandi. Amanda mengatakan, selama banjir dirinya dan keluarga terpaksa harus mengungsi. "Kami tidur di rumah keluarga di Sukodono," jelasnya.
Sementara itu, banjir juga membuat aktivitas ibadah warga terhambat. Beberapa warga harus mengangkat sarung atau celana saat menuju masjid. "Semoga cepat surut. Kami tidak bisa tidur karena khawatir air masuk ke rumah," kata beberapa warga.
Kabid Irigasi dan Pematusan Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Sumber Daya Air (BMSDA) Pemkab Sidoarjo Bambang Tjatur menjelaskan, genangan di Waru terjadi karena luberan air dari lahan pertanian. Setelah digunakan untuk mengaliri sawah, petani membuang air ke Sungai Buntung. "Ditambah intensitas hujan yang tinggi, sungai menjadi penuh," jelasnya.
Bambang mengatakan, pompa air di Kedungrejo sudah ada. Namun, memang belum bisa berfungsi karena kesulitan untuk membuang airnya ke mana. Kondisi sungai yang sudah penuh membuat pompa belum bisa dimanfaatkan. Genangan di kawasan Wage disebabkan pembangunan gorong-gorong tol Surabaya-Sidoarjo. Aktivitas tersebut menghambat laju aliran air. Pemkab sudah berkoordinasi dengan Pemprov Jatim. "Kami minta Dinas PU dan SDA Jatim berkirim surat ke kontraktor pembangunan gorong-gorong tol itu," jelasnya. (aph/c25/hud)
BACA JUGA: Jalan Meikarta Banjir Dimanfaatkan Warga untuk Tangkap Ikan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Korban Banjir di Barru Ditemukan Tewas Berpegangan Tangan
Redaktur : Tim Redaksi