jpnn.com, SOLO - Perajin lampion kebanjiran order jelang perayaan hari besar Imlek 2025, yang jatuh pada Rabu 29 Januari 2025 mendatang.
Salah satu perajin asal Sudiroprajan, Solo, Prasetyo mampu menghasilkan lebih dari Rp 400 juta khusus pada perayaan tahun ini.
BACA JUGA: Sambut Imlek, ANTAM Hadirkan Emas Edisi Tahun Ular Kayu, Cus Diborong!
Saat ditemui di kawasan Balai Kota Solo, Selasa (14/01), Prasetyo bersama kelima rekannya sibuk mempersiapkan kelengkapan alat untuk memajang 40 karakter yang dipesan Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS).
"Untuk pembuatan lampion tahun ini lumayan banyak. Apalagi konsepnya baru dari desain karakter dan gapuranya. Kalau di Solo kami fokus PMS sebagai penyelenggara," ujarnya.
BACA JUGA: Persis Solo vs PSM Makassar: Bernardo Taveres Angkat Topi untuk Laskar Sambernyawa
Prasetyo menyebut peningkatan penghasilan dari perayaan Imlek yang rutin diselenggaran PMS tahun ini mencapai 200 persen. Hal tersebut tidak hanya didasarkan pada jumlah pesanan karakter, melainkan konsep dari panitia yang mengingikan kebaruan.
"Dulu kan pakai model yang lama, tahun ini model baru semua. Model sio benar-benar lain dari yang dulu. Biasanya cuma ganti cover tetapi rangkanya lama. Kalau yang ini 100 persen baru," kata dia.
BACA JUGA: SBY Bapaknya Honorer Indonesia, Jokowi dan Prabowo Apa ya?
Menurutnya, sejauh ini selisih jumlah pesanan karakter untuk perayaan Imlek tahun ini dan tahun lalu hanya 5 karakter.
Kemungkian jumlah tersebut akan bertambah mendekati puncak perayaan.
"Jumlah ada penambahan. Yang dulu itu 35, ini 40 an. Biasanya mendekati hari H ada sponsor tambahan susulan," kata dia.
Prasetyo mengaku membandrol satu karakter lampion buatannya senilai Rp. 10-60 juta bergantung pada ukuran dan kerumitan karakter. Nilai itu sudah termasuk pemasangan di lokasi dan perawatan selama 1 bulan.
"Kami jual lepas. Setelah acara selesai menjadi hak milik PMS," bebernya.
Selain memenuhi pesanan dari PMS, Prasetyo mengaku memenuhi pesanan dari sejumlah restoran di Solo dan beberapa pesanan dari luar kota seperti Yogyakarta, Madiun dan Semarang. (mcr21/jpnn)
Redaktur : Yessy Artada
Reporter : Romensy Augustino