SUBANG-Pemerintah Kabupaten Subang melalui Satuan Pelaksana (Satlak) Penanggulangan Bencana mencatat, banjir wilayah Pantura menewaskan dua warga.
Korban tewas pertama bernama Kiti (60) warga Dusun Buer RT 18/06 Desa Karanghegar Kecamatan Pabuaran. Ia tewas terseret arus banjir ketika memetik kacang di areal persawahan.
Korban kedua bernama Surjai (10) warga Desa Pusakaratu, Kecamatan Pusakanegara. Korban meninggal ketika sedang bermain bersama 3 orang temannya di pinggiran kali Mataram Pusakaratu. Surjai terseret arus banjir.
Selain korban tewas, banjir yang melanda wilayah Pantura juga menyebabkan kerugian hingga ratusan juta di tiap desa. Pemkab Subang pun hingga kini masih menyalurkan bantuan untuk korban banjir berupa beras, mie instant serta air mineral.
Bantuan akan dikirim ke Kecamatan Pabuaran, Ciasem, Blanakan, Sukasari, Legonkulon dan Puskanagara. Dinas Sosial pun telah menerjunkan 45 relawan yang disebar di berbagai lokasi banjir.
Kasie Bantuan Sosial yang juga Pembina Fungsional Tagana Tito Purwanto SE mengatakan, saat ini daerah banjir yang masih parah ada di Desa Tanjung Tiga Kecamatan Blanakan dan Desa Bobos Kecamatan Pusakanegara. Sementara desa lainnya sudah terlihat mulai berangsur normal yaitu Pabuaran, Ciasem, Sukasari dan Legonkulon.
“Saat ini kami sedang fokus terhadap warga dari dua kecamatan yang terkena wabah banjir yaitu Blanakan dan Pusakanegara. Saat ini banjir yang menggenangi dua kecamatan tersebut tinggi airnya mencapai satu meter,” ujarnya.
Meski banjir sudah mulai surut, warga tetap diminta tetap waspada sebab sewaktu-waktu bisa turun deas. “Kita mesti tetap waspada, memang banjir sudah berangsur surut, namun bisa jadi jika curah hujan meningkat, banjir bisa terjadi kembali,” tuturnya.
Asda II Pemkab Subang sekaligus Sekretaris Satuan Pelaksana penanggulangan pelaksana bencana banjir Drs H Rahmat Faturahman MSi mengatakan, saat ini Dinsos mempunyai dua buah perahu karet yang difungsikan untuk mengirimkan bahan makanan atau pun pakaian untuk korban banjir. “Kami juga bekerjasama dengan PMI Subang karena mereka mempunyai satu perahu karet yang bisa dipergunakan,” tuturnya.
Ia juga berharap, para donator terketuk hatinya juga untuk ikut menyumbang korban bencana banjir tersebut,” katanya.
Menurutnya, sampai saat ini kerugian yang dialami para korban banjir disejumlah kecamatan mencapai miliaran rupiah. Masing-masing desa ditaksir merugi sekitar Rp400 juta serta ratusan hektare sawah terendam.
“Saya mengimbau masyarakat yang terkena bencana banjir dapat tabah dan tawakal mendapat cobaan dari Allah SWT. Yakin bencana tersebut akan segera berakhir dan saya mengharapkan kepada masyarakat yang terkena banjir dapat menerapkan pola perilaku sehat dan bersih,” pungkasnya.(ygo/man)
Korban tewas pertama bernama Kiti (60) warga Dusun Buer RT 18/06 Desa Karanghegar Kecamatan Pabuaran. Ia tewas terseret arus banjir ketika memetik kacang di areal persawahan.
Korban kedua bernama Surjai (10) warga Desa Pusakaratu, Kecamatan Pusakanegara. Korban meninggal ketika sedang bermain bersama 3 orang temannya di pinggiran kali Mataram Pusakaratu. Surjai terseret arus banjir.
Selain korban tewas, banjir yang melanda wilayah Pantura juga menyebabkan kerugian hingga ratusan juta di tiap desa. Pemkab Subang pun hingga kini masih menyalurkan bantuan untuk korban banjir berupa beras, mie instant serta air mineral.
Bantuan akan dikirim ke Kecamatan Pabuaran, Ciasem, Blanakan, Sukasari, Legonkulon dan Puskanagara. Dinas Sosial pun telah menerjunkan 45 relawan yang disebar di berbagai lokasi banjir.
Kasie Bantuan Sosial yang juga Pembina Fungsional Tagana Tito Purwanto SE mengatakan, saat ini daerah banjir yang masih parah ada di Desa Tanjung Tiga Kecamatan Blanakan dan Desa Bobos Kecamatan Pusakanegara. Sementara desa lainnya sudah terlihat mulai berangsur normal yaitu Pabuaran, Ciasem, Sukasari dan Legonkulon.
“Saat ini kami sedang fokus terhadap warga dari dua kecamatan yang terkena wabah banjir yaitu Blanakan dan Pusakanegara. Saat ini banjir yang menggenangi dua kecamatan tersebut tinggi airnya mencapai satu meter,” ujarnya.
Meski banjir sudah mulai surut, warga tetap diminta tetap waspada sebab sewaktu-waktu bisa turun deas. “Kita mesti tetap waspada, memang banjir sudah berangsur surut, namun bisa jadi jika curah hujan meningkat, banjir bisa terjadi kembali,” tuturnya.
Asda II Pemkab Subang sekaligus Sekretaris Satuan Pelaksana penanggulangan pelaksana bencana banjir Drs H Rahmat Faturahman MSi mengatakan, saat ini Dinsos mempunyai dua buah perahu karet yang difungsikan untuk mengirimkan bahan makanan atau pun pakaian untuk korban banjir. “Kami juga bekerjasama dengan PMI Subang karena mereka mempunyai satu perahu karet yang bisa dipergunakan,” tuturnya.
Ia juga berharap, para donator terketuk hatinya juga untuk ikut menyumbang korban bencana banjir tersebut,” katanya.
Menurutnya, sampai saat ini kerugian yang dialami para korban banjir disejumlah kecamatan mencapai miliaran rupiah. Masing-masing desa ditaksir merugi sekitar Rp400 juta serta ratusan hektare sawah terendam.
“Saya mengimbau masyarakat yang terkena bencana banjir dapat tabah dan tawakal mendapat cobaan dari Allah SWT. Yakin bencana tersebut akan segera berakhir dan saya mengharapkan kepada masyarakat yang terkena banjir dapat menerapkan pola perilaku sehat dan bersih,” pungkasnya.(ygo/man)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Avanza Disambar Kereta, Tiga Tewas Dua Luka
Redaktur : Tim Redaksi