PAMANUKAN-Banjir yang merendam wilayah Pantai Utara (Pantura) Kabupaten Subang semakin membesar dan meluas hingga hampir menggenangi seluruh kecamatan di Pantura Subang.
Dua sungai terbesar di Pantura yakni Sungai Cipunagara dan Sungai Ciasem saat ini kondisinya sudah meluap. Bahkan airnya sudah menggenangi pemukiman penduduk. Hingga ribuan rumah terendam terutama di wilayah Pamanukan dan Ciasem serta Blanakan.
Ketinggian air kedua sungai ini sudah mencapai hampir 7 meter. Terutama untuk Sungai Ciasem, telah meluap hingga tanggul sungai tidak terlihat lagi dan menggenangi ribuan pemukiman penduduk dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Sementara itu, Sungai Cipunagara kondisinya saat ini sekitar 30 centimeter lagi tanggul Cipunagara akan limpas.
Banjir yang paling parah, hari ini terjadi di Desa Ciasem Tengah, Ciasem Girang, dan Ciasem Hilir , ribuan rumah warga di ketiga wilayah yang dialiri Sungai Ciasem tersebut semuanya terendam air hingga ketinggian 2 meter.
Menurut salah seorang warga warga Ciasem Tengah, Tuti Rosilawati kepada Pasundan Ekspres, Sabtu (19/1) mengatakan, air Sungai Ciasem meluap drastis secara tiba setelah Isya.
Semua warga kaget dan segera menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi. Semua barang-barang di rumah warga tidak bisa terselamatkan, seperti alat elektronik dan kendaraan.
“Saya hanya bisa pasrah menerima musibah ini. Sudah puluhan tahun saya tinggal disini ini banjir yang pertama dan paling parah. Tiap tahun biasanya banjir paling tinggi 30 centimeter tapi sekarang 2 meter lebih. Padahal dari semalam, hingga siang ini tidak turun hujan tapi Debit air Sungai Ciasem, semakin tinggi dan meluber kepemukiman penduduk, ” ujar Tuti.
Camat Ciasem Dadang S.IP membenarkan di wilayahnya mengalami banjir parah untuk pertama kali lagi. Di wilayahnya hampir 4 desa terendam banjir, yakni Ciasem Girang, Ciasem Tengah, Ciasem Hilir dan Dukuh serta sebagian Sawah Baru. Tapi yang paling parah akibat luapan Sungai Ciasem terjadi di Ciasem Tengah dan Ciasem Girang.
“Walaupun belum ada data pasti, diperkirakan ribuan rumah terendam banjir hingga 2 meter dan kerugian harta benda pun sudah banyak, seluruh rumah warga terendam hingga setinggi pintu. Otomatis semua perlengkapan rumah baik itu elektronik dan kendaraan bisa dipastikan rusak parah,” ujarnya.
Hingga saat ini, camat mengaku belum ada bantuan yang datang, namun yang paling terpenting saat ini penyelamatan warga yang terkepung oleh banjir. Beberapa relawan telah terjun ke lokasi bencana baik dari Tagana maupun unsur TNI, Polri. Sementara itu untuk antisipasi segala kemungkinan yang terjadi pemerintah kecamatan telah mendirikan posko pengungsi bencana.
Sementara itu, banjir di wilayah Pamanukan dan Blanakan, mulai mendapatkan bantuan dari berbagai elemen dan juga pemerintah berupa Sembako. Bantuan datang dari Dinsos, Bupati, DPD PKS, DPD Demokrat, Golkar Kabupaten Subang dan elemen lainnya.
Posko-posko banjir juga telah banyak didirikan oleh berbagai LSM diantaranya Mapeling dan Gibas begitu juga dengan pos kesehatan, dapur umum, tempat pengungsi banjir telah tersedia. Penggalangan dana untuk korban banjir pun telah telah banyak dilakukan oleh beberapa pemuda baik dari Karang Taruna, Komunitas perkumpulan pemuda pelajar dan mahasiswa.(hya/spr)
Dua sungai terbesar di Pantura yakni Sungai Cipunagara dan Sungai Ciasem saat ini kondisinya sudah meluap. Bahkan airnya sudah menggenangi pemukiman penduduk. Hingga ribuan rumah terendam terutama di wilayah Pamanukan dan Ciasem serta Blanakan.
Ketinggian air kedua sungai ini sudah mencapai hampir 7 meter. Terutama untuk Sungai Ciasem, telah meluap hingga tanggul sungai tidak terlihat lagi dan menggenangi ribuan pemukiman penduduk dengan ketinggian sekitar 2 meter.
Sementara itu, Sungai Cipunagara kondisinya saat ini sekitar 30 centimeter lagi tanggul Cipunagara akan limpas.
Banjir yang paling parah, hari ini terjadi di Desa Ciasem Tengah, Ciasem Girang, dan Ciasem Hilir , ribuan rumah warga di ketiga wilayah yang dialiri Sungai Ciasem tersebut semuanya terendam air hingga ketinggian 2 meter.
Menurut salah seorang warga warga Ciasem Tengah, Tuti Rosilawati kepada Pasundan Ekspres, Sabtu (19/1) mengatakan, air Sungai Ciasem meluap drastis secara tiba setelah Isya.
Semua warga kaget dan segera menyelamatkan diri ke daerah yang lebih tinggi. Semua barang-barang di rumah warga tidak bisa terselamatkan, seperti alat elektronik dan kendaraan.
“Saya hanya bisa pasrah menerima musibah ini. Sudah puluhan tahun saya tinggal disini ini banjir yang pertama dan paling parah. Tiap tahun biasanya banjir paling tinggi 30 centimeter tapi sekarang 2 meter lebih. Padahal dari semalam, hingga siang ini tidak turun hujan tapi Debit air Sungai Ciasem, semakin tinggi dan meluber kepemukiman penduduk, ” ujar Tuti.
Camat Ciasem Dadang S.IP membenarkan di wilayahnya mengalami banjir parah untuk pertama kali lagi. Di wilayahnya hampir 4 desa terendam banjir, yakni Ciasem Girang, Ciasem Tengah, Ciasem Hilir dan Dukuh serta sebagian Sawah Baru. Tapi yang paling parah akibat luapan Sungai Ciasem terjadi di Ciasem Tengah dan Ciasem Girang.
“Walaupun belum ada data pasti, diperkirakan ribuan rumah terendam banjir hingga 2 meter dan kerugian harta benda pun sudah banyak, seluruh rumah warga terendam hingga setinggi pintu. Otomatis semua perlengkapan rumah baik itu elektronik dan kendaraan bisa dipastikan rusak parah,” ujarnya.
Hingga saat ini, camat mengaku belum ada bantuan yang datang, namun yang paling terpenting saat ini penyelamatan warga yang terkepung oleh banjir. Beberapa relawan telah terjun ke lokasi bencana baik dari Tagana maupun unsur TNI, Polri. Sementara itu untuk antisipasi segala kemungkinan yang terjadi pemerintah kecamatan telah mendirikan posko pengungsi bencana.
Sementara itu, banjir di wilayah Pamanukan dan Blanakan, mulai mendapatkan bantuan dari berbagai elemen dan juga pemerintah berupa Sembako. Bantuan datang dari Dinsos, Bupati, DPD PKS, DPD Demokrat, Golkar Kabupaten Subang dan elemen lainnya.
Posko-posko banjir juga telah banyak didirikan oleh berbagai LSM diantaranya Mapeling dan Gibas begitu juga dengan pos kesehatan, dapur umum, tempat pengungsi banjir telah tersedia. Penggalangan dana untuk korban banjir pun telah telah banyak dilakukan oleh beberapa pemuda baik dari Karang Taruna, Komunitas perkumpulan pemuda pelajar dan mahasiswa.(hya/spr)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tangkap Terigu Ilegal, Kepala Balai Karantina Dimutasi
Redaktur : Tim Redaksi