JAKARTA - Hujan deras yang terjadi hari ini Senin (8/4) dari siang hingga sore hari telah menyebabkan banjir di Kabupaten Blora dan Kabupaten Grobogan, Provinsi Jawa Tengah. Dari catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), 6.889 Kepala Keluarga (KK) di kedua kabupaten itu terkena dampak langsung oleh banjir itu.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/4) malam mengungkapkan, banjir di Kabupaten Blora itu terjadi akibat luapan Bengawan Solo. "Banjir mengakibatkan 1.889 kepala keluarga terendam. Banjir terjadi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cepu, Kedung Tuban dan Kradenan," sebutnya.
Di Kecamatan Cepu, banjir menyebabkan 911 rumah tergenang dan 1.289 KK terdampak langsung. "Banjir juga menyebabkan 45 hektare sawah dan 13,5 hektare tegalan tergenang," ucap dia.
Selanjutnya di Kecamatan Kedung Tuban, banjir terjadi di Desa Jimbung hingga Desa Wantah dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Banjir menyebabkan 50 rumah terendam.
Sedangkan di Kecamatan Kradenan, banjir setinggi 1 meter di Desa Weni merendam 350 kepala keluarga dan 10 hektare pertanian. Lalu di Desa Patalan, 200 kepala keluarga terendam air dengan ketinggian 60 cm. "Tidak ada korban dari banjir tersebut," ucapnya.
Untuk Kabupaten Grobogan, banjir melanda 7 kecamatan yaitu Kecamatan Purwodadi, Toroh, Brati, Grobogan, Tawangharjo, Pulokulon dan Klambu. "Korban jiwa nihil," ucapnya.
Sutopo menyatakan banjir tersebut menyebabkan sekitar 5.000 rumah tergenang dan 7 tanggul jebol. Tindakan yang sudah dilakukan adalah evakuasi korban, memasok logistik untuk 20 dapur umum, penanganan 3 titik tanggul jebol, dan membuat tanggul dari karung pasir untuk limpasan di 3 kecamatan. "BPBD Provinsi Jawa Tengah telah berada di lokasi memberikan bantuan bersama dengan BPBD, TNI, Polri, Tagana, relawan dan masyarakat," tandasnya. (gil/jpnn)
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, Senin (8/4) malam mengungkapkan, banjir di Kabupaten Blora itu terjadi akibat luapan Bengawan Solo. "Banjir mengakibatkan 1.889 kepala keluarga terendam. Banjir terjadi di tiga kecamatan yaitu Kecamatan Cepu, Kedung Tuban dan Kradenan," sebutnya.
Di Kecamatan Cepu, banjir menyebabkan 911 rumah tergenang dan 1.289 KK terdampak langsung. "Banjir juga menyebabkan 45 hektare sawah dan 13,5 hektare tegalan tergenang," ucap dia.
Selanjutnya di Kecamatan Kedung Tuban, banjir terjadi di Desa Jimbung hingga Desa Wantah dengan ketinggian air mencapai 1 meter. Banjir menyebabkan 50 rumah terendam.
Sedangkan di Kecamatan Kradenan, banjir setinggi 1 meter di Desa Weni merendam 350 kepala keluarga dan 10 hektare pertanian. Lalu di Desa Patalan, 200 kepala keluarga terendam air dengan ketinggian 60 cm. "Tidak ada korban dari banjir tersebut," ucapnya.
Untuk Kabupaten Grobogan, banjir melanda 7 kecamatan yaitu Kecamatan Purwodadi, Toroh, Brati, Grobogan, Tawangharjo, Pulokulon dan Klambu. "Korban jiwa nihil," ucapnya.
Sutopo menyatakan banjir tersebut menyebabkan sekitar 5.000 rumah tergenang dan 7 tanggul jebol. Tindakan yang sudah dilakukan adalah evakuasi korban, memasok logistik untuk 20 dapur umum, penanganan 3 titik tanggul jebol, dan membuat tanggul dari karung pasir untuk limpasan di 3 kecamatan. "BPBD Provinsi Jawa Tengah telah berada di lokasi memberikan bantuan bersama dengan BPBD, TNI, Polri, Tagana, relawan dan masyarakat," tandasnya. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dirintis Sekolah Peternakan Rakyat
Redaktur : Tim Redaksi