jpnn.com - SURABAYA - Hujan lebat yang mengguyur Surabaya kemarin petang (18/9) menenggelamkan sebagian kawasan Surabaya. Banjir paling parah terjadi di Surabaya Timur. Ketinggian air mencapai dada orang dewasa. Titik-titik yang tergenang air, antara lain, Gubeng, Tenggilis, Mulyorejo, Sukolilo, dan Rungkut. Di kawasan Gubeng, air menggenangi jalan dan rumah warga. Misalnya, di Kertajaya puluhan rumah tergenang air. Ketinggian air mencapai betis orang dewasa.
Sunarni, warga Kelurahan Kertajaya, mengatakan bahwa air tidak pernah masuk ke rumah. Drainase di kampungnya cukup bagus. Meski hujan deras, air tidak sampai masuk rumah warga.
BACA JUGA: Revitalisasi Teluk Benoa Pintu Masuk Kelola Laut Secara Modern
"Namun, kali ini benar-benar parah," ucapnya.
Beberapa ruas jalan di kawasan Gubeng dan sekitarnya juga terkena dampak banjir. Misalnya, di Jalan Baratajaya dengan ketinggian air mencapai lutut orang dewasa. Banyak pengendara roda empat yang putar balik untuk mencari jalur lain. Sedangkan ada roda dua yang memilih menuntun dengan kondisi mesin dimatikan.
BACA JUGA: Mayat Wanita Muda Ditemukan dengan Dada hingga Paha Terbakar
Di Kecamatan Rungkut sama. Ketinggian air hampir semeter. Sudarminto mengatakan, sebenarnya munculnya genangan air relatif wajar. Setiap hujan deras, genangan muncul dan secepatnya surut.
"Tapi, kali ini tidak. Hingga satu jam lebih banjir masih terjadi," ucapnya.
BACA JUGA: Kapolri Sebut 50 Orang Diperiksa terkait Penembakan di Paniai
Camat Rungkut Ridwan Mubarun mengaku sudah mengeluarkan peringatan kepada warga dua hari lalu. Dia menjelaskan, saat ini sedang masa air laut pasang. Dalam kondisi tersebut, air sulit mengalir ke laut.
"Biasanya terjadi luberan. Tapi, tidak separah sore ini," ucapnya.
Hujan yang mengguyur Surabaya selama dua jam berintensitas tinggi. Rumah pompa di kawasan Rungkut dan sekitarnya sudah dimaksimalkan. Namun, kondisi laut yang sedang pasang memunculkan persoalan baru.
"Air terhenti dan tidak mengalir ke laut," jelas dia.
Beberapa ruas jalan di kawasan Rungkut juga tidak bisa dilewati. Contohnya, Jalan Kali Rungkut dan Jalan Pandugo. Wilayah lain yang bernasib sama adalah Tenggilis dan Mulyorejo. Di Mulyorejo, tempat parkir di basement mal terendam. Bahkan, dilaporkan satu mobil milik pengunjung tenggelam. Peristiwa itu hampir mirip dengan tragedi banjir yang terjadi di Jakarta.
Kasatpol PP Kota Surabaya Irvan Widyanto mengeluarkan status siaga kepada anggota di kecamatan. Hingga tadi malam, tim menyebar ke lapangan.
"Kami memerintahkan mendampingi warga yang butuh bantuan," ucapnya.
Dua pekan lalu banjir juga melanda Surabaya. Lokasi paling parah adalah Surabaya Barat. Ketinggian air mencapai perut orang dewasa. Kemarin kondisi yang sama terjadi. Namun, masyarakat setempat sudah bersiap diri. Dengan demikian, tidak timbul kepanikan tersendiri.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPUBMP) Erna Purnawati mengatakan, pola pengaliran air tidak sempurna. Seharusnya dari Banyu Urip melalui Tandes dan diteruskan ke Margomulyo.
"Karena ada pengerjaan box culvert, air dialokasikan ke Boezem Morokrembangan," ucapnya.
Padahal, Boezem Morokrembangan menampung air dari Surabaya Pusat dan Surabaya Utara. Akibatnya, volume meningkat. DPUBMP sudah mengerahkan pompa selama 24 jam. Tapi, pergerakan air yang cukup deras belum dapat diatasi. (riq/c10/end)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ke NTT, Jokowi akan Tinjau Industri Garam
Redaktur : Tim Redaksi