JAKARTA - Banjir dan longsor, Minggu (17/2) di Sulawesi Utara, memakan 17 korban. "Sebanyak 16 korban meninggal karena longsor dan seorang lainnya hanyut akibat banjir," kata juru bicara Badan Nasional Penanggulangan Bencana Sutopo Purwo Nugroho, Selasa (19/2).
Dari jumlah itu, delapan korban tewas di Kota Manado, enam di Minahasa, dan tiga di Sitaro.
"Pencarian korban terus dilakukan," katanya. Saat ini jumlah korban yang teridentifikasi yakni Leydi Oroh (30) Rafda Oroh (18), Tommy Maripi (25), Frangky Palit (30), Elizabeth Kawilarang (31), Giok Lee (3). Semua berasal dari Kecamatan Winangun I/Citra Land. Kemudian Meggy Riska Ruru (32), Gracia C Gosal (3), Stefani Ribka Gosal (10), Charles Taroreh (28), Jonathan Lioko (10), semua dari Kecamatan Tingkulu.
Selain itu Jumain Pulumudoyo (11) asal Paal IV, Ridel Lintongan (5) asal Singkil, Budi Astanto (40) asal Paal II /Lingkungan IX. Berikutnya, Max Dani Lomboni (31), Sami Maya Lomboni (25) dan Chika Lazarus (5) semua berasal dari Desa Lia 1 Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Sitaro.
Menurut Sutopo lagi, terkait dengan beredarnya jumlah korban meninggal yang bermacam-macam dari berbagai instansi, Kepala BNPB telah memerintahkan kepada Kepala BPBD Sulut agar melakukan rapat koordinasi sehingga data korban satu pintu.
"Yaitu dari BPBD sesuai peraturan yang mengaturnya. Hal ini berpengaruh terhadap santunan, psikologis masyarakat dan lainnya," katanya.
Sedangkan untuk kerusakan rumah, menurut Sutopo sampai sejauh ini terdata sebanyak 4.220 unit. "3.579 rumah rusak ringan dan 641 rumah rusak berat," paparnya. Sampai saat ini BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, BPBD Provinsi Sulut, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, PMI, relawan, dan dinas terkait masih melakukan upaya tanggap darurat. (boy/jpnn)
Dari jumlah itu, delapan korban tewas di Kota Manado, enam di Minahasa, dan tiga di Sitaro.
"Pencarian korban terus dilakukan," katanya. Saat ini jumlah korban yang teridentifikasi yakni Leydi Oroh (30) Rafda Oroh (18), Tommy Maripi (25), Frangky Palit (30), Elizabeth Kawilarang (31), Giok Lee (3). Semua berasal dari Kecamatan Winangun I/Citra Land. Kemudian Meggy Riska Ruru (32), Gracia C Gosal (3), Stefani Ribka Gosal (10), Charles Taroreh (28), Jonathan Lioko (10), semua dari Kecamatan Tingkulu.
Selain itu Jumain Pulumudoyo (11) asal Paal IV, Ridel Lintongan (5) asal Singkil, Budi Astanto (40) asal Paal II /Lingkungan IX. Berikutnya, Max Dani Lomboni (31), Sami Maya Lomboni (25) dan Chika Lazarus (5) semua berasal dari Desa Lia 1 Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Sitaro.
Menurut Sutopo lagi, terkait dengan beredarnya jumlah korban meninggal yang bermacam-macam dari berbagai instansi, Kepala BNPB telah memerintahkan kepada Kepala BPBD Sulut agar melakukan rapat koordinasi sehingga data korban satu pintu.
"Yaitu dari BPBD sesuai peraturan yang mengaturnya. Hal ini berpengaruh terhadap santunan, psikologis masyarakat dan lainnya," katanya.
Sedangkan untuk kerusakan rumah, menurut Sutopo sampai sejauh ini terdata sebanyak 4.220 unit. "3.579 rumah rusak ringan dan 641 rumah rusak berat," paparnya. Sampai saat ini BNPB, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Manado, BPBD Provinsi Sulut, TNI, Polri, Tagana, Basarnas, PMI, relawan, dan dinas terkait masih melakukan upaya tanggap darurat. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 600 Ribu Warga Belum Terdata E-KTP
Redaktur : Tim Redaksi