Banjir Terjang Kota Padang, 2 Anak Meninggal

Jumat, 02 November 2018 – 22:26 WIB
Luapan air Banda Bakali Kota Padang merusak hingga merobohkan dinding rumah warga di Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, Jumat (2/11). Foto: ist - jawapos.com

jpnn.com, PADANG - Banjir yang melanda Kota Padang, Sumatera Barat (Sumbar) Jumat (2/11) merenggut nyawa manusia. Ratusan rumah terendam dan jembatan pun rusak.

Data sementara dari pihak BPBD Kota Padang mengungkapkan, seorang anak bernama Jihan, 5, warga Bungus Barat, Kecamatan Bungus Teluk Kabung dilaporkan hanyut terseret air. Anak dari Mita, 25, warga RT 01, RW 04 Jarwai Simpang Empat Bungus itu ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

BACA JUGA: Warga Protes, Ada Pesta Nikah Pakai Organ Tunggal di Masjid

Kemudian, seorang bocah bernama Pasilah Azam, 2, warga Koto Panjang Ikur Koto, Kecamatan Koto Tangah juga dilaporkan terseret air dan ditemukan dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Dari informasi, putra Zam Putra, 33, itu tengah bermain di parit dekat kediamannya. Tiba-tiba air drainase tersebut mendadak besar dan menyeret bocah tersebut. Korban berhasil ditemukan usai air mulai surut dalam kedaan sudah tak sadarkan diri. "Betul, itu data sementara," kata petugas Pusdalops BPBD Kota Padang, Hariza, Jumat (2/11).

BACA JUGA: Cegah Banjir dengan Pengerukan

BACA JUGA: Banjir di Langkat Meluas, Ribuan Rumah dan Sawah Terendam

Selain nyawa manusia, banjir Kota Padang dilaporkan juga menghanyutkan satu unit rumah kayu di kawasan Baringin, Kecamatan Lubuk Kilangan. Rumah yang ditempati 1 KK dengan tiga nyawa itu dilaporkan lenyap terseret arus. Beruntung penghuni rumah selamat.

Selanjutnya, satu unit rumah kayu di Kecamatan Lubuk Begalung juga dilaporkan diterjang air bah. Akibatnya, rumah yang ditempati 4 jiwa tersebut roboh seketika.

Luapan air Banda Bakali juga menuai petaka. Satu unit rumah di kawasan Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara yang berada dekat aliran Banda Bakali juga dilaporkan roboh akibat hantaman air.

Warga setempat, Weti, 40, mengatakan, dinding rumahnya roboh akibat dihantam luapan air. Namun, ia tidak mengetahui persis pukul berapa musibah itu terjadi. "Jamnya saya tidak ingat. Saat kejadian saya syok," katanya.

Salah seorang warga lainnya Amir mengatakan, banjir kali ini pertama kali sejak ia bermukim di kawasan itu. Menurutnya, sejak tahun 1983, belum pernah air meluap sebesar ini. "Ini yang paling parah yang pernah saya jumpai," katanya.

Sebelumnya, hujan deras mengguyur kota Padang, sejak siang hingga magrib, Jumat (2/11) memicu terjadinya banjir longsor, hingga pohon tumbang. Banjir melanda tujuh kecamatan di Kota Padang.

Data sementara, banjir merendam lebih dari 600 unit rumah warga dengan ketinggian mulai 80 centimeter hingga sepaha pria dewasa. Bencana ini juga merusak 2 unit jembatan dan menghanyutkan 1 unit jembatan. (rcc/jpc)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Diterjang Banjir dan Longsor, Jorong Lubuk Gobing Terisolasi


Redaktur & Reporter : Adek

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler