Bank Diminta Hentikan Kenaikan Bunga Deposito

Kamis, 25 September 2008 – 13:41 WIB
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah meminta perbankan untuk mengerem laju pengucuran kredit konsumsiBank sentral juga meminta perbankan tidak menaikkan lagi suku bunga deposito

BACA JUGA: Lebaran, PLN Istirahatkan 12 Pembangkit

Meski demikian, belum ada kesepakatan dari perbankan untuk melakukan anjuran bank sentral tersebut.

"Kita tadi mengecek mengenai kesepakatan bagaimana bisa mengurangi gap antara komitmen kredit dan dana masyarakat
Mereka akan melakukan upaya mengerem kredit (konsumsi)

BACA JUGA: AirAsia Resmi Gunakan Airbus 320

Jadi ini hanya laporan saja," kata Gubernur BI Boediono di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (24/9).

Pertumbuhan kredit hingga Agustus lalu mengalir cukup deras hingga 35 persen, dan masih didominasi oleh kredit konsumsi
Akselerasi tersebut jauh di atas target yang dipatok BI sebesar 22 persen

BACA JUGA: Harga Daging Terus Merangkak

Juga masih lebih tinggi dari rencana bisnis 15 bank dengan aset terbesar sebesar 24,6 persen

Boediono menambahkan, fasilitas repo (gadai) surat berharga negara juga sudah dimanfaatkan oleh perbankanFasilitas ini diberikan untuk mengatasi kekeringan likuiditas"Beberapa hari terakhir ini, repo itu sudah banyak yang mengambil," kata Boediono.

Likuiditas yang terlalu ketat membuat sebagian bank jor-joran menaikkan suku bunga deposito untuk mencari dana segar dari masyarakatJika likuiditas tak dilonggarkan, suku bunga kredit akan cepat naik karena bank harus mengurangi biaya dana atau cost of fund yang meningkat

Dirut PT Bank Mandiri Tbk Agus Martowardojo mengemukakan, bank sentral mesti menyosialisasikan aksi-aksi pelonggaran likuiditas tersebut secara masifIni agar bank-bank tak ragu dalam memanfaatkan fasilitas gadai yang disedikan BI"Harus ada sosialisasi lebih untuk memanfaatkan ini," ujarnya

Jika tak ada sosialisasi yang komprehensif, dikhawatirkan bank tidak menggunakan fasilitas repo tersebut untuk memperkuat likuiditasnyaBank-bank bisa enggan menggunakan fasilitas tersebut karena bisa saja dinilai punya masalah dengan kualitas likuiditasnya"Karena itu, harus ada sosialisasi," ujarnya.

Pekan lalu, bank sentral menyerap SBN yang dimiliki perbankan sebesar Rp 2,39 triliunSementara untuk SBI sebesar Rp 2,13 triliunSuku bunga untuk repo SBI sebesar 9,43 persen, sementara untuk SBN sebesar 9,79 persen

Chief Economist PT BNI Tbk Tony Prasentiantono mengatakan, besaran bunga itu masih terbilang murah, sehingga perbankan semestinya bisa memanfaatkan fasilitas gadai tersebut

Direktur PT Bank Bukopin Tbk Tri Joko Prihanto mengemukakan, pihaknya telah memanfaatkan fasilitas gadai tersebut, meski tidak dalam jumlah yang besarNamun, itu bukan berarti pihaknya mengalami kesulitan likuiditas(sof/eri/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Terpilih, 8 Anggota Dewan Energi Nasional


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler