Bank Indonesia Beijing Gagas Masyarakat Ekonomi Syariah di China

Rabu, 29 September 2021 – 19:29 WIB
Duta Besar RI untuk China (kiri) menyalami Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Beijing Arief Hartawan dan dua anggota stafnya dalam acara perpisahan di Wisma Duta KBRI Beijing, Minggu (26/9/2021). Arief selanjutnya akan menempati pos barunya di Departemen Internasional BI. Foto: ANTARA/M. Irfan Ilmie

jpnn.com, BEIJING - Kepala Kantor Bank Indonesia Perwakilan Beijing Arief Hartawan menggagas pendirian Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) di China.

"Mengingat China merupakan produsen pakaian Muslim terbesar di dunia, kami menginisiasi pembentukan MES," ujarnya di Beijing, Rabu (29/9).

BACA JUGA: Bamsoet Sepakat Kedepankan Dialog untuk Solusi Konflik Laut China Selatan

Busana Muslim yang dibuat di China, jelas dia, banyak yang diekspor ke Indonesia.

"Seperti kita ketahui bersama, Indonesia itu pasar busana Muslimnya sangat besar," kata Arief, yang tidak lama lagi akan mengakhiri masa tugasnya di Beijing itu.

BACA JUGA: Senjata Canggih Ini Terpasang di Pesawat Tempur China, TNI AU Juga Punya

Selain busana Muslim, beberapa produk halal dari China, seperti bahan kosmetik, juga diekspor ke Indonesia.

"Kami sudah siapkan mekanismenya. Kalau pun saya sudah tidak di Beijing, saya bisa membantu pendirian Masyarakat Ekonomi Syariah ini dengan kawan-kawan di BI Beijing," ujarnya.

BACA JUGA: Jepang Sebut 3 Negara Paling Berbahaya di Dunia Maya, Salah Satunya China

MES merupakan organisasi nirlaba yang memiliki tujuan mengembangkan dan mempercepat penerapan sistem ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.

Dalam laman resminya, MES menjadi wadah inklusif dalam menghimpun seluruh sumber daya yang ada dan membangun sinergi antarpemangku kepentingan.

Dalam tiga tahun keberadaannya di Beijing, BI telah berhasil mencapai kesepakatan dengan bank sentral China (PBOC) dalam penyelesaian transaksi bilateral (LCS) dengan menggunakan mata uang rupiah dan yuan.

Berdasarkan kesepakatan LCS tersebut, transaksi keuangan untuk berbagai keperluan antara Indonesia dan China tidak lagi menggunakan mata uang dolar AS.

Setelah selesai menjalani tugasnya di Beijing selama tiga tahun, Arief selanjutnya akan menempati pos barunya di Departemen Internasional BI di Jakarta.

Kepala Bank Indonesia Beijing yang baru akan dijabat oleh Tutuk SH Cahyono, yang sebelumnya menjabat kepala BI Kalimantan Timur.

Duta Besar RI untuk China Djauhari Oratmangun mengucapkan terima kasih atas kerja keras BI Beijing yang dalam tiga tahun pendiriannya sudah berhasil melahirkan sebuah sistem transaksi keuangan bilateral.

"Selama ini kami juga terbantu oleh keberadaan BI. Dari lubuk hati terdalam, kami mewakili masyarakat Indonesia di China dan KBRI Beijing menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya jika ada kesalahan, baik disengaja maupun tidak," katanya. (ant/dil/jpnn)

 

Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler