jpnn.com - JAKARTA – Bank Indonesia memprediksi pertumbuhan ekonomi nasional melambat pada triwulan ketiga 2016.
Pertumbuhan ekonomi diprediksi hanya di kisaran 4,9–5,1 persen. Itu karena belanja pemerintah pada triwulan ketiga dan triwulan keempat berkurang.
BACA JUGA: 2 Hal Yang Paling Dibutuhkan UKM untuk Berkembang
’’Memang, semester kedua melambat karena dorongan fiskal tidak sekuat semester pertama,’’ kata Direktur Eksekutif Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung kepada Jawa Pos di Jakarta, Jumat (14/10).
Sejumlah faktor menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi. Salah satunya konsumsi rumah tangga.
BACA JUGA: Eurokars Group Edarkan Mazda di Indonesia
’’Tidak ada pemburukan. Retail sales sedikit membaik. Penjualan motor membaik,’’ imbuhnya.
Juda mengakui, penjualan mobil sedikit menurun karena faktor musiman. Konsumen menunda pembelian untuk mendapat diskon lebih banyak pada akhir tahun.
BACA JUGA: 7 Negara Ramaikan Borobudur Travel Mart and Expo 2016
Alasan lainnya, konsumen menunggu mobil keluaran awal tahun. Sementara itu, faktor investasi dinilai cenderung melemah.
Karena itu, daya dorong pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga lebih kuat dari sisi konsumsi rumah tangga.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara menambahkan, perekonomian Indonesia saat ini stabil dan berprospek cukup baik.
Pemerintah juga dinilai memiliki komitmen yang kuat terhadap reformasi struktural di Indonesia.
Hal tersebut tecermin dari 13 paket deregulasi kebijakan di bidang ekonomi yang telah dikeluarkan pemerintah.
’’Untuk memastikan implementasi paket deregulasi tersebut, presiden telah membentuk task force yang memonitor implementasinya,’’ jelas Mirza di hadapan peserta diskusi di ASEAN-Japan Centre di Tokyo, Jumat (14/10). (dee/c5/noe/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaga Sumber Daya Bahari, Promosikan Via Media Sosial
Redaktur : Tim Redaksi