Suryadi menilai, tahun ini kredit memang sedikit menurun dibandingkan tahun lalu yang bertumbuh 29 persen. Menurut dia, perlambatan kredit ini terjadi terkait permodalan dan aspek kehati-hatian. Tapi Suryadi menilai target pertumbuhan ini bisa melampaui target.
"2011 itu kita targetkan 23 persen tapi realisasi 29 persen. Bisa jadi nanti di atas itu karena permintaan dan peluang tinggi, terlebih kredit kita tidak pernah di bawah 20 persen," ujarnya usai public expose Obligasi Bank Nagari, Rabu (23/5).
Suryadi juga menambahkan, pada 2011 memang terjadi beberapa penurunan kinerja, seperti penurunan laba bersih dari Rp 252 miliar menjadi Rp246 miliar di akhir 2011, ROA turun dari 3,51 persen menjadi 2,68 persen, dan ROE turun dari 32,05 menjadi 29,26 persen. Namun dia optimistis tahun ini dapat menjaga pertumbuhan kinerja lebih baik lagi. "Beberapa penurunan kinerja diakibatkan pertumbuhan aset sebesar 25 persen sementara laba dikisaran 15 persen jadi tidak signifikan sehingga ROE dan ROA turun tapi masih di atas benchmark," tuturnya.
Ada pun dari beberapa kinerja perseroan di akhir 2011, kredit mencapai Rp9,21 triliun, naik 29,46 persen dibandingkan 2010 yang sebesar Rp7,12 triliun, DPK naik dari Rp8,43 triliun menjadi Rp10,05 triliun dan rasio kredit bermasalah (NPL) bruto 2,76 persen, CAR 12,6 persen dan aset mencapai Rp12,9 triliun, naik 25,1 persen dibandingkan akhir 2010.
Direktur Kepatuhan Yohannes menambahan hingga akhir kuartal I-2011, kredit perseroan tercatat sebesar Rp9,9 triliun, dengan dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp12 triliun, dengan aset sebesar Rp14,5 triliun. Selain itu rasio keuangan lainnya tercatat rasio kredit terhadap pinjaman (loan to deposit ratio) sebesar 82,85 persen, rasio kredit bermasalah 2,9 persen, Return on Equity (ROE) 29,8 persen, Return on Equity (ROE) sebesar 2,85 persen dan BOPO sebesar 77,48 persen dan CAR di level 13,2 persen.(ari)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapkan NSW, Laos Contoh Indonesia
Redaktur : Tim Redaksi