jpnn.com, JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana berharap Bank Syariah Indonesia bisa memfasilitasi seluruh kebutuhan pelaku industri di ekosistem ekonomi syariah.
Selain itu, bank hasil merger ini diharap membantu peningkatan share asset perbankan syariah, yang kini berada di angka 6,51 persen dibanding total aset perbankan nasional.
BACA JUGA: Bank Syariah Indonesia Perkuat Ekonomi Umat Islam
Hal itu disampaikan Heru dalam Webinar Sharia Economic Outlook Ekonomi Syariah Indonesia 2021, Selasa (19/1).
“Kami lihat tantangan dalam jangka pendek adalah bagaimana perbankan kita bisa melakukan pemulihan sektor rill dan konsolidasi bisnis untuk mengatasi pandemi. Kami juga akan address supaya nanti perbankan mempunyai daya tahan untuk menyerap cadangan sebagai dampak dari restrukturisasi kredit yang masih berlangsung. Kemudian perbankan digital tidak boleh diabaikan karena nasabah maunya perbankan melakukan transaksi dengan digital,” ujar Heru.
BACA JUGA: Disebut Munafik Oleh Dokter Lee, Kartika Putri Merespons Begini
OJK memiliki Roadmap Pengembangan Perbankan Indonesia 2020-2025 sebagai panduan pelaku perbankan dalam menjawab tantangan zaman.
Berdasarkan peta jalan ini, perbankan syariah diharap ke depannya bisa menjadi katalis pertumbuhan ekonomi.
BACA JUGA: Luncurkan Program Agro Solution di Lombok Timur, Petrokimia Gresik Tanam Jagung Perdananya
Sementara menurut Direktur Eksekutif Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Ventje Rahardjo, empat fokus pengembangan ekonomi syariah telah ada dalam Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, yakni pengembangan industri halal, keuangan, dana sosial, dan perluasan kegiatan usaha syariah.
“Potensi perbankan syariah ini memang jangka menengah-panjang. Pada level menengah harus mengambil zakat yang kuat untuk masyarakat keluar dari garis kemiskinan. Pemanfaatan wakaf juga diperkirakan memiliki potensi besar. Berbagai upaya muncul untuk pengembangan wakaf,” tutur Ventje.
Pada kesempatan yang sama, Peneliti Senior Pusat Ekonomi dan Bisnis Syariah UI Banjaran Surya Indrastomo berkata perbankan syariah bisa menjadi pusat pertumbuhan dengan berbagai inisiatif yang sudah ada.
Perbankan syariah juga diharap turut mempromosikan research & development di bidang keuangan melalui investasi ke lembaga riset.
“Selama ini OJK dan BI sudah sangat luar biasa untuk mendorong R&D, mungkin Bank Syariah Indonesia bolehlah memiliki lembaga penelitian independen sendiri atau memberi dukungan terhadap R&D. Lalu, tugas besar Bank Syariah Indonesia untuk bisa menarik likuiditas yang besar dari Timur Tengah dengan aksi korporasi seperti pembukaan cabang/representative office atau menjadi salah satu backbone untuk mendukung sukuk insurance sampai Dubai sehingga dana yang abandon di sana mampu mendorong perekonomian Indonesia,” ujar Banjaran.
Bank Syariah Indonesia diprediksi mampu mewujudkan visi menjadi pemain global dan pemain utama di industri perbankan syariah dunia dalam kurun 3-4 tahun mendatang.
Visi ini bisa terwujud dengan pelayanan Bank Syariah Indonesia yang akan fokus di segmen UMKM, ritel, konsumer, dipadu kemampuan mengelola nasabah wholesale yang baik.
Bank Syariah Indonesia digadang memiliki total aset hingga Rp239 triliun dengan modal inti lebih dari Rp20,4 triliun.
Selain memiliki fundamental yang kuat, Bank Syariah Indonesia juga memiliki beragam produk untuk ditawarkan kepada masyarakat, baik di segmen ritel, UMKM, serta korporasi.
Didukung oleh kemampuan teknologi terbaik, Bank Syariah Indonesia berkomitmen menyediakan pengalaman perbankan digital terbaik bagi pelanggan.
Layanan Bank Syariah Indonesia akan didukung jaringan yang luas, dengan operasional lebih dari 1.200 cabang untuk melayani masyarakat di seluruh daerah.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy