jpnn.com, LOMBOK TIMUR - Petrokimia Gresik mencanangkan program Agro Solution, yang ditandai dengan tanam perdana jagung pada lahan seluas 108 hektar di Desa Pringgabaya Utara, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), pada Selasa (19/1).
Direktur Operasi dan Produksi Petrokimia Gresik Digna Jatiningsih menjelaskan Agro Solution merupakan program terobosan holding PT Pupuk Indonesia, yang mengusung konsep usaha pertanian dari hulu hingga hilir.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Terapkan Konsep AKHLAK Sebagai Pedoman Bisnis
Tujuannya untuk menjaga kedaulatan pangan nasional di tengah pandemi Covid-19, melalui peningkatan produktivitas pertanian dan kesejahteraan petani.
“Dalam program ini, Petrokimia Gresik mendapat tugas untuk mengawal pertanian di lahan seluas 16 ribu hektar, atau 32% dari total target Pupuk Indonesia Grup seluas 50 ribu hektar," ujar Digna.
BACA JUGA: Wijin Gemetaran Lihat Video Syur 19 Detik, Gisel Langsung Menangis
Tanam perdana jagung di Lombok Timur ini merupakan pilot project bagi Petrokimia Gresik, di mana keberhasilannya nanti akan diduplikasi di daerah lainnya.
"Untuk itu melalui program ini, Petrokimia Gresik bersama mitra akan melakukan pendampingan intensif bagi petani dalam menjalankan usaha pertanian dengan memberikan jaminan sarana produksi dan pemasaran hasil pertanian," kata Digna.
BACA JUGA: Penuhi Kebutuhan Petani, Pupuk Indonesia Terus Percepat Distribusi ke Gudang dan Kios
Pendampingan ini dilakukan bersama Aliansi Kemitraan Pertanian Berkelanjutan, yaitu PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) sebagai penyedia asuransi pertanian, PT Bank Negara Indonesia (BNI), sebagai penyedia permodalan Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Kemudian PT Bisi Internasional sebagai penyedia benih jagung, serta PT Datu Nusra Agribisnis (DNA) sebagai off taker hasil pertanian di Lombok Timur.
Sedangkan tugas Petrokimia Gresik adalah sebagai koordinator sekaligus menyediakan pupuk dan pestisida, melalui anak perusahaan yaitu PT Petrosida Gresik dan PT Petrokimia Kayaku.
Sementara itu, menurut Kementerian Pertanian kebutuhan pupuk petani berdasarkan usulan Elektronik Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (E-RDKK) mencapai 23 juta ton.
Dan pada 2021 pemerintah hanya mengalokasikan pupuk bersubsidi sebesar 9 juta ton plus 1,5 juta liter pupuk organik cair.
"Untuk itu, Petrokimia Gresik berkomitmen menyukseskan program Agro Solution ini dengan memberikan pendampingan secara komprehensif, khususnya melalui penggunaan pupuk non-subsidi," tutur dia.
Dalam program ini, Petrokimia Gresik mengaplikasikan pupuk non-subsidi NPK Phonska Plus.
Berdasarkan uji aplikasi dengan menggunakan dosis pemupukan berimbang 5:3:3 atau 500 kilogram pupuk organik Petroganik, 300 kilogram Phonska Plus.
Dan 300 kilogram Urea untuk per 1 hektar tanaman jagung, hasil panen lebih tinggi 25% atau 2,5 ton per hektar pipilan kering dibandingkan dengan penggunaan pupuk NPK Phonska subsidi.
"Kami menyediakan pupuk NPK dengan kualitas lebih baik namun dengan harga terjangkau. Semoga produk pupuk Petrokimia Gresik dapat menjadi andalan bagi petani di Kabupaten Lombok Timur, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan petani setempat," harap Digna.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy