jpnn.com, PEGUNUNGAN BINTANG - Danrem 172/Praja Wira Yakthi Brigjen Juinta Omboh Sembiring mengungkap fakta sebenarnya soal identitas tiga korban yang meninggal dunia setelah ditembak kelompok kriminal bersenjata (KKB) pimpinan Nason Mirin.
Pengungkapan fakta ini sekaligus sebagai bantahan terhadap pernyataan KKB Nason Mirin yang mengeklaim telah menembak mati 3 orang aparat keamanan yang berprofesi sebagai intelijen di wilayah Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
BACA JUGA: Prajurit TNI Ditusuk Saat Kerusuhan di Nabire
"KKB berupaya memutarbalikkan fakta dengan menyatakan mereka (para korban) adalah aparat keamanan yang bertugas sebagai petugas intelijen," tegas Brigjen Juinta Omboh, Senin (13/12).
Alumnus Akmil 1995 itu menegaskan ketiga korban penembakan KKB berprofesi sebagai tukang ojek.
BACA JUGA: Satu Prajurit TNI AD Ditusuk, 50 Kios Terbakar, Mulanya Diduga Gegara Baju yang Gatal
Saat insiden berdarah itu terjadi, ketiga korban sedang menunggu penumpang.
Mereka yang menjadi korban adalah La Usu (23), La Ati (40) dan La Aman (39)
Dari laporan diterima, saat insiden penembakan yang terjadi pada Senin (5/12), korban bersama enam orang rekan seprofesinya sedang menunggu penumpang di kampung Mangabib, Distrik Oksebang.
"Saat berada di pangkalan ojek, tiba-tiba KKB yang dipimpin Nason Mimin datang dan melakukan penyerangan dengan menembaki mereka," beber jenderal yang berpengalaman di bidang infanteri itu.
Dari keenam tukang ojek itu, lanjut Brigjen Sembiring, tiga orang meninggal dan tiga lainnya diselamatkan warga setelah melarikan diri.
Jenderal kelahiran Medan ini juga menegaskan informasi KKB yang menyebut korban memiliki senjata jenis pistol adalah tidak benar.
Menurut Brigjen Sembiring, hal itu hanya cara KKB memutarbalikkan fakta sekaligus untuk menutupi kebiadaban dan membenarkan tindakan yang mereka lakukan.
Senjata jenis pistol yang dilaporkan KKB merupakan salah satu senjata organik milik TNI AD yang hilang saat Heli MI 17 milik Puspenerbad jatuh di Kabupaten Pegunungan Bintang pada 2019 lalu.
"Heli MI-17 yang jatuh tahun 2019 lalu membawa 11 senjata organik milik kru dan penumpang hilang yang terdiri dari tujuh senapan SS-1, tiga pistol dan satu GLM," beber Brigjen Sembiring. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Sutresno Wahyudi