jpnn.com, JAKARTA - Anggota Badan Pemenangan Nasional (BPN) pasangan calon presiden Prabowo Subianto-Sandiaga Salahuddin Uno, Irawan Ronodipuro mengatakan, pihaknya tidak pernah menggunakan konsultan asing untuk menghadapi Pilpres 2019.
Karena itu, pernyataan calon presiden Joko Widodo soal kubu BPN Prabowo-Sandi menggunakan konsultan asing, dinilai kebohongan.
BACA JUGA: Maruf Amin: Tanggung Jawab Ulama dan Santri Sangat Besar Jaga NKRI
Irawan menilai isu tersebut terkesan memprovokasi dan mengganggu suasana demokrasi yang diharapkan terus berlangsung damai hingga pemilu berakhir.
"Saya sebagai direktur luar negeri BPN tahu betul bahwa kami tidak ada sama sekali konsultan asing," ujar Irawan di Jakarta, Selasa (5/2).
BACA JUGA: Koordinator Honorer K2: Presiden Jokowi Sangat Berbeda, Menyapa Saja Tidak
BPN Prabowo-Sandi, kata Irawan, sepenuhnya beranggotakan anak-anak bangsa yang banyak mendapatkan pendidikan di luar negeri.
"Saya bisa memastikan kami tidak menggunakan konsultan politik asing. Maka pernyataan presiden itu salah," katanya.
BACA JUGA: Ulama dan Kiai Kampung di Tangerang Deklarasi Dukung Jokowi - Maruf Amin
Irawan juga mengatakan, isu soal penggunaan konsultan asing pertama kali muncul dalam potongan video seorang pejabat dari Kedutaan Besar Rusia menyalami Prabowo sebelum menyampaikan pidato 'Indonesia Menang' di JCC, Jakarta 14 Januari lalu.
Saat itu, lanjut Irawan, pihaknya mengundang sejumlah pejabat tinggi dari kedutaan besar negara sahabat. Ada 13 perwakilan yang datang.
"Jadi siapa yang memberikan masukan kepada presiden, itu salah besar. Kami sesalkan tuduhan tersebut. Hubungan diplomasi yang kami lakukan biasa saja, juga dilakukan banyak partai politik, apalagi sekarang Pak Prabowo adalah calon presiden," katanya.
Irawan juga menyatakan, Kedutaan Besar Rusia tentu ingin mengetahui program-program kubu Prabowo-Sandi, jika nanti terpilih.
Irawan kemudian mengimbau kubu Jokowi agar fokus saja bekerja bagaimana meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat di sisa masa jabatannya.
"Kami tidak ada menggunakan jasa konsultan asing. Di sini, kami difitnah. Sementara di sana justru mereka lebih banyak mendatangkan tenaga kerja asing. Memangnya Indonesia kurang tenaga kerja," pungkas Irawan. (gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maruf Amin dan Jokowi seperti Ganda Badminton
Redaktur & Reporter : Ken Girsang