Bantah Tak Cegah Serangan ke Warga Syiah

Mabes Polri Tegaskan Polisi Sudah di Lokasi untuk Antisipasi

Senin, 27 Agustus 2012 – 18:18 WIB

JAKARTA - Markas Besar Polri membantah tudingan bahwa kepolisian kecolongan sehingga terjadi kekerasan berdarah antara  antara kelompok Syiah dan Sunni di Sampang, Madura, Jawa Timur, Senin (27/8). Kepala Biro Penerangan Masyarakat Polri, Brigadir Jenderal Boy Rafli Amar, menyatakan bahwa wilayah Dusun Nangkernang, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Sampang, sudah menjadi salah satu fokus pengamatan polisi karena telah beberapa kali terjadi kericuhan antarkelompok.

Namun menurut Boy, situasi kemarin saat terjadi bentrokan memang di luar kendali. "Kita selalu antisipasi. Ini kondisi dinamis yang selalu terjadi di masyarakat, selalu diupayakan, tapi kondisi seperti ini bisa saja terjadi," ujar Boy di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (27/8).

Boy menyebut saat peristiwa ricuh terjadi sudah ada pasukan pasukan dari Polda Jawa Timur yang diterjunkan ke lokasi. Hanya saja butuh waktu hingga lokasi karena jarak perjalanan ke tempat kejadian sekitar empat jam lamanya.

Meski demikian, Polres Sampang sudah lebih dulu melakukan upaya-upaya dengan menurunkan 500 personil untuk membantu Polsek Omben mengamankan wilayah tersebut.  "Kapolsek juga cedera berarti kan ada di lapangan langsung di lokasi itu kondisinya," sambung Boy.

Kini polisi masih menelusuri latar belakang peristiwa ricuh antara warga Syiah dan Sunni di salah satu kabupaten di Pulau Madura itu.  Salah satunya dengan memeriksa tujuh saksi dari warga yang diduga kuat terlibat dalam aksi ricuh, kekerasan dan pembakaran pada rumah warga Syiah.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketua DPRD Grobogan Diperiksa KPK di Semarang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler