jpnn.com, JAKARTA - Anak-anak merupakan pribadi yang unik. Memiliki kebutuhan dan kemampuan berbeda dalam mengekspresikan rasa keindahan. Bimbingan yang tepat memungkinkan anak dapat mengungkapkan rasa keindahan lebih menarik, serta dapat mengapresiasikan gejala keindahan yang ada di sekelilingnya.
Pandangan ini terlihat pada penutupan acara Gelar Tari Anak Indonesia 2018 yang berlangsung di Istana Anak-anak Indonesia, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Jum’at (5/10) lalu.
BACA JUGA: Ayo Cari Tahu Penyebab Gigi Kuning
“Ketika menggarap tari anak, para koreografer harus selalu punya kesadaran bahwa ide dan gagasan lahir dari keseharian anak. Karena umumnya koreografer orang dewasa, maka bagaimana mereka bisa masuk ke dalam dunia anak. Kesadaran ini hendaknya selalu ditanamkan,” ujar Hartati, S.Sn, M.Sn, salah satu juri pengamat ajang apresiasi seni yang diselenggarakan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, dalam siaran tertulisnya, Minggu (7/10).
Menurut Hartati, dari sisi pesan yang disampaikan para penampil melalui kegiatan ini sudah bagus, namun eksekusinya lemah. “Kurang menggali nilai kultural dari wilayah masing-masing, baik dari sisi musik juga tentang tarinya. Kurang memahami apa yang menjadi elemen penting dari sebuah pertunjukan, seperti pemanfaatan set, property, dan keserasian kostum,” papar Ketua Komite Tari Dewan Kesenian Jakarta (DKJ) ini, mewakili pengamat lainnya.
BACA JUGA: Enam Jenis Teh Terbaik untuk Meredakan Sakit Tenggorokan
Gelar Tari Anak Indonesia 2018 bukan ajang kompetisi atau lomba. Melainkan ajang berkreasi dan berinovasi melalui seni tari, yang melibatkan peran serta anak-anak dari berbagai provinsi di Indonesia.
Penyelenggara dan Tim Pengamat memilih dan menetapkan 30 karya terpilih. Meliputi; 10 Penari Terpilih, lima Grup Penyaji Terpilih , lima Koreografer Terpilih, lima Penata Musik Terpilih, dan lima Penata Rias dan Busana Terpilih.
BACA JUGA: Awet Muda tanpa Oplas
Grup dari Provinsi Riau, yang menampilkan tarian berjudul, Mandi-mandi Berbenen memborong seluruh Kategori Karya Terpilih. Difa Julia Arizki (Penari Terpilih), Sanggar Seni Terusan Kasih (Grup Penyaji Terpilih), Faizal Andri, S.Pd (Koreografer Terpilih), Iswahyudi, S.Pd (Penata Musik Terpilih), dan Emon Ramadhan Putra, S.Pd (Penata Rias dan Busana Terpilih).
Tari Mandi-mandi Berbenen mengisahkan, di pesisir Riau, khususnya di Kabupaten Pelalawan, sering terjadi peristiwa alam, pasang surut air di Sungai Kampar. Anak-anak kecil memanfaatkannya untuk mandi dan bermain air. Mereka menunggu air pasang tiba, agar bisa bermain air menggunakan benen (ban dalam mobil). Dalam garapan ini gerak yang digunakan gerakan seperti Zapin dan Lenggang, sebagai menjadi dasar pijakan ragam tari Melayu Riau.
Para penari anak-anak terdiri dari, Raihan Syah Al-Fitrah, Ananda Zikri Maulana, T. Rizky Alfendala, Keysha Zazhira, Supank, Nabila Mutiah Putri, Difa Julia Arizki, dan Azzahra Afni Lubis. Didukung oleh para pemusik, Roby Wahyudi, M. Andrian Gigs, Ilham Fikri, Imam Ahmad Ferdiansyah, Ilham Syahendra, Syarifah Syahira, dan Iswahyudi.(mg7/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Z Beauty Tawarkan Makeup Artist Service Bagi Wanita Milenial
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh