Bantu Bu Risma, BIN Terus Genjot Kegiatan Rapid Test Massal di Surabaya

Senin, 01 Juni 2020 – 06:06 WIB
Kegiatan rapid dan swab test massal oleh BIN di Surabaya. Foto: dok. Humas BIN)

jpnn.com, SURABAYA - Badan Intelijen Negara (BIN) masih melakukan rangkaian kegiatan rapid dan swab test massal COVID-19 di Surabaya, Jawa Timur.

Pada Minggu (31/5) BIN menggelar di dua titik sekaligus yang merupakan zona merah di Surabaya.

BACA JUGA: Khofifah dan Bu Risma Berseteru, Ketua DPRD Jatim yang Malu Berat

Kepala BIN Jawa Timur Brigjen TNI M Syafei K mengatakan, kedua lokasi itu ada di Jalan Gresik PPI sebagai lokasi pertama dan di Jalan Manukan dan Terminal Manukan.

Dalam rapid test kali ini, BIN menyediakan alat test lebih banyak dari sebelumnya yaitu 2.000 sampai 3.000.

BACA JUGA: 5 Berita Terpopuler: Bu Risma vs Khofifah, Cerita Kelam Ruslan Buton, Membandingkan Jokowi dan SBY

Sebelumnya, BIN juga membawa bantuan untuk Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang ingin melakukan rapid test lebih banyak di wilayah pimpinannya tersebut.

Dengan begitu, antusiasme warga yang ingin mengikuti rapid test COVID-19 bisa terakomodir.

BACA JUGA: BIN Tambah Mobil Lab dan Titik Lokasi Rapid Test di Surabaya

Selain itu, BIN juga menyediakan mobile lab atau PCR (Polymerase Chain Reaction) di masing-masing titik lokasi rapid test yang dapat melakukan 300 sampel test dalam 2,5 jam. PCR test ini digunakan untuk warga yang hasil rapid testnya reaktif.

“Kegiatan ini adalah arahan dari Kepala BIN Jenderal (purn) Budi Gunawan. Karena masih banyak zona merah, kegiatan langsung digelar dua titik,” ujar Syafei dalam keterangannya.

Syafei mengharapkan, dengan ditambahnya jumlah kit rapid test hingga 2.000, bisa menekan penyebaran COVID-19 di Surabaya.

"Untuk sementara cukup menampung terutama daerah zona merah untuk melaksanakan rapid test sehingga kapasitasnya kami perbanyak, sehari satu tempat bisa 1.000 orang, jadi dua tempat bisa 2000 orang," lanjutnya.

Syafei menegaskan bahwa rapid test massal memang digenjot di Surabaya karena persentase penyebaran cukup tinggi.

“Di Surabaya ini persentase penyebaran 50 persen dari jumlah penderita COVID-19 yang ada di Jatim sehingga pimpinan BIN melihat perlu Surabaya menjadi prioritas penanganan untuk memutus rantai COVID-19,” tegasnya.

Selain itu, BIN juga meminta agar Pemkot Surabaya bisa melokalisir penderita COVID-19 yang positif kemudian diisolasi dan ditangani dengan protokol kesehatan sehingga tidak menyebar ke seluruh wilayah.

Sementara itu, Head of Medical Intelligence Sri Wulandari menyampaikan update hasil rapid test sementara di Surabaya sejak pukul 07.00 hingga 14.00 WIB.

Di lokasi pertama rapid test di Jalan Gresik PPI, sebanyak 510 warga telah mengikuti rapid test COVID-19. Dari jumlah itu, 48 orang hasilnya reaktif.

Kemudian di lokasi kedua yakni di Terminal Manukan, sebanyak 736 warga telah mengikuti rapid test. Dari jumlah itu, 105 orang hasilnya reaktif.

Selanjutnya, warga yang reaktif menjalani PCR test atau swab test untuk memastikan apakah positif atau negatif COVID-19.

BIN menyediakan mobile lab di masing-maisng lokasi rapid test untuk melakukan swab test.

PCR test ini memiliki kemampuan 300 sampel dalam satu hari dan hasilnya bisa keluar dalam waktu yang singkat atau hitungan jam saja. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler