Bantu Pembangunan Gedung KPK, Duit PKL Dikembalikan

Senin, 25 Juni 2012 – 14:29 WIB
JAKARTA - Wacana pembangunan gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang terhalang di DPR RI terus mendapat dukungan dari masyarakat. Hari ini utusan DPP Persatuan Pedagang Kaki Lima Indonesia (PPKLI) menemui pimpinan KPK menyerahkan pernyataan sikap dukungan dan uang Rp1 juta.

Kedatangan utusan DPP PPKLI, diwakili oleh Sekjen Junaedi Sirotus. Mereka diterima oleh Dewan Penasehat KPK, Abdullah Hehamahua dan Juru Bicara (Jubir) KPK Johan Budi. Namun, KPK mengembalikan dana Rp1 juta yang diserahkan oleh Junaedy Sitorus dan hanya menerima penyataan dukungan dari DPP PPKLI terhadap KPK.

"Uang sebesar Rp1 juta kami kembalikan kepada DPP PPKLI sampai ada kebijakan dari KPK soal bagaimana mengelola uang ini," kata Abdullah Hehamahua seraya menyampaikan terimakasihnya atas partisipasi PKL seluruh Indonesia.

Sementara itu Sekjen DPP PPKLI, Junaedy Sitorus mengatakan uang Rp1 juta tersebut merupakan partisipasi tahap awal dari DPP PPKLI untuk pembangunan gedung KPK yang masih terkendala karena polemik di komisi III DPR dengan Setneg.

"Kami melihat di TV, Pak Bambang Widjojanto minta dukungan masyarakat untuk pembangunan gedung KPK karena polemik di DPR khususnya komisi III dengan Setneg yang tidak peduli terhadap dana pembangunan gedung KPK," ujar Junaedy Sitorus.

Dia menjelaskan gerakan yang dilakukan DPP PPKLI dinamai "Gerakan seribu rupiah". Dalam gerakan ini setiap PKL yang berjumlah 54 juta orang akan urunan Rp1000 setiap hari selama 3 hari. Sehingga akan terkumpul dana sekitar Rp162 miliar.

"Tiga hari dikali seribu dikali lima puluh empat juta anggota PPKLI se Indonesia akan mampu menggalang dana Rp162 miliar," ujar Junaedy Sitorus.

Program ini akan mulai dilakukan oleh DPP PPKLI sampai DPW dan DPD se Indonesia tanggal 1 Juli mendatang. Meski mengetahui kalau KPK tidak bisa serta merta menerima uang itu, namun Junaedy optimis akan ada jalan keluar.

"Kami tidak cari sensasi, kami orang kecil, kami tidak butuh gerakan politik," kata Junaedy yang memastikan uang Rp1000 itu murni rni dari hasil keringat mereka sebagai PKL, bukan sensasi.(fat/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Disebut Lebih Boros Dari KPK

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler