jpnn.com, JAKARTA - Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi independen melalui program Early Childhood Education and Development (ECED) menandatangani kerja sama dengan IPSPI (Independen Pekerja Sosial Profesional Indonesia).
Kerja sama tersebut dalam upaya pemberian layanan dukungan psikososial bagi penyintas bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
BACA JUGA: Tanoto Foundation-Muaro Jambi Resmikan Kerja Sama Pengembangan Sekolah Penggerak
Khususnya di tiga wilayah terdampak bencana alam tanah longsor dan banjir bandang pada awal April 2021, yaitu Kupang, Flores Timur, dan Kabupaten Malaka.
Eddy Henry, head of ECED Tanoto Foundation menyatakan, layanan dukungan psikososial (LDP) oleh pekerja sosial bagi para penyintas korban bencana alam di NTT sangat penting dilakukan.
BACA JUGA: Tanoto Foundation Luncurkan e-PINTAR Pelatihan Guru Berbasis Digital
Ini karena kemungkinan traumatis dan gangguan kondisi psikis akibat kehilangan sanak saudara dan harta benda.
"Untuk itulah kami mengajak IPSPI sebagai wadah para pekerja sosial di Indonesia untuk bekerja sama," kata Eddy di Jakarta, Rabu (16/6).
BACA JUGA: Tanoto Foundation Dukung Percepatan Peningkatan Kualitas Pendidikan, Begini Caranya
Dewan Pimpinan Pusat (DPP) IPSPI merespon ajakan tersebut dengan menginisiasi program penyediaan LDP di Provinsi NTT, khususnya bagi komunitas yang terkena dampak bencana alam yang terjadi juga di tengah pandemi Covid-19.
Sejumlah bentuk layanan DPP IPSPI di antaranya adalah melakukan berbagai kajian, mengembangkan rencana respon, membentuk gugus tugas, mengembangkan modul dan pedoman pelaksanaan layanan, melakukan pelatihan, mengimplementasikan program; serta melakukan supervisi, bimbingan, dan pengawasan praktik.
"Kami memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada Tanoto Foundation yang telah mengajak kami bekerja sama dalam memberikan Layanan Dukungan Psikososial kepada para penyintas korban bencana di NTT," kata Endah Sulistyaningsih, ketua IPSPI.
Dengan kerja sama ini, lanjutnya, diharapkan tidak hanya memberikan dampak positif bagi para penyintas bencana tetapi juga menjadi ajang unjuk kegiatan bagi para pekerja sosial di NTT.
Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), kerusakan infrastruktur dan fasilitas umum dilaporkan terjadi di 16 kabupaten/kota di NTT. Bencana tersebut merusak 39 fasilitas pendidikan, 13 fasilitas kesehatan, 67 tempat ibadah, dua jalan, 11 fasilitas perdagangan, dan 18 fasilitas pemerintahan di Kupang.
Di Kabupaten Flores Timur, bencana mengakibatkan rusaknya jalan, jembatan, dan penutup pengaman pantai. Sementara itu di Kabupaten Malaka kerusakan terjadi pada fasilitas pendidikan, kantor pemerintahan, saluran irigasi, peternakan, dan tambak warga.
BNPB juga melaporkan sebanyak 74.629 rumah tinggal penduduk di wilayah terdampak bencana mengalami kerusakan berskala ringan dan berat. Korban jiwa meninggal dunia tercatat 181 orang, korban luka-luka 225 orang dan korban hilang dilaporkan ada 48 orang. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad