Bantuan PKH Naik hingga 85 Persen Tahun Depan

Rabu, 16 Mei 2018 – 03:03 WIB
Idrus Marham. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, BANDAR LAMPUNG - Kementerian Sosial (Kemensos) berencana mengubah sistem program keluarga harapan (PKH) tahun depan.

Termasuk besaran dana yang diterima Keluarga Penerima Manfaat (KPM) yang bisa meningkat hingga 85 persen dari tahun ini.

BACA JUGA: Mensos Terjunkan Tim Psikososial untuk Dampingi Korban Bom

Menteri Sosial (Mensos) Idrus Marham mengatakan, jumlah dana PKH yang diterima satu KPM saat ini sebesar Rp 1.890.000.

Pada 2019, direncanakan naik menjadi Rp3,5 juta atau meningkat hingga 85 persen. Dengan catatan, nominal yang didapat setiap KPM bisa saja berbeda.

BACA JUGA: Kemensos Salurkan Bantuan Rp 767,2 juta untuk Banjarnegara

’’Untuk yang terkecil sebesar Rp2 juta dan kemungkinan terbesar mencapai Rp3,5 juta. Kita akan melihat beban yang ditanggung setiap keluarga,” ujarnya saat memberi arahan dalam penyaluran bantuan sosial nontunai PKH dan bantuan pangan nontunai (BPNT) di gedung Graha Bhakti Pramuka Kwarda Lampung kemarin (14/5).

Idrus menjelaskan, skema ini dibuat pasca evaluasi PKH yang berlangsung selama ini. ’’Dana yang diterima setiap KPM memang harus dibedakan, bergantung dengan beban dan tanggung jawab. Jadi, kalau ada dalam satu keluarga ibu hamil, punya anak sekolah, ada manula, atau disabilitas nanti jumlah yang diberikan bisa besar,” urainya.

BACA JUGA: Mensos Pastikan Logistik Korban Gempa Banjarnegara Terpenuhi

Mensos bahkan mencoba meyakinkan bahwasanya perubahan sistem penyaluran PKH benar akan dilakukan pada tahun depan. ’’Ini sudah masuk dipagu indikatif, sudah kita masukkan di situ. Nanti perubahannya yang pertama adalah sistemnya yang kita ubah,” ujarnya.

Di hadapan ratusan KPM yang hadir, Idrus sempat berseloroh mengenai jumlah anggota keluarga yang ditanggung. ’’Di sini banyak ibu hamil, buat yang sedang tidak hamil jangan setelah mendengar ini, dari sini ibu-ibu pulang lalu mengajak ayahnya menambah anak lagi biar PKH yang diterima lebih besar. Jangan ya,” ucapnya diiringi tawa ratusan peserta.

Selanjutnya, Idrus juga meminta agar pengggunaan PKH harus sesuai dengan ketentuan. Dirinya menghimbau agar bantuan tersebut diperuntukkan kepada pendidikan dan gizi anak.

Pada kesempatan itu, penjabat sementara (Pjs.) Gubernur Lampung Didik Suprayitno memaparkan, PKH Provinsi Lampung telah diimplementasikan sejak 2011 pada 15 Kabupaten/Kota, 227 Kecamatan, 2.923 Desa. Dengan Sumber Daya Manusia (SDM) PKH berjumlah 2.045 orang. Jumlah itu terdiri dari 2 koordinator wilayah, 1.902 pendamping sosial, 18 koordinator PKH kabupaten, 13 supervisor, dan 114 administrator pangkalan data.

’’Total bansos PKH yang telah disalurkan sejak tahun 2011 sampai dengan tahap 3 tahun 2017 mencapai Rp1.600.940.000.000. Dengan jumlah penerima PKH pada tahap 1 tahun 2018 berjumlah 473.880 KPM,” ujarnya.

Selain bansos PKH, sambung dia, juga terdapat program BPNT. Pada tahun 2018 telah diimplementasikan di dua lokasi, yaitu Bandarlampung dan Metro dengan total penerima 55.797 KPM. Rinciannya 49.711 KPM di Bandarlampung dan 6.086 KPM di Metro, setara dengan Rp73.652.040.000 selama satu tahun.

’’Sedangkan 13 kabupaten lainnya masih disalurkan dalam bentuk bansos Beras Sejahtera (Rastra) dengan total penerima 547.606 KPM se-Lampung atau setara dengan Rp722.839.920.000 selama satu tahun. Sampai dengan 10 Mei 2018 penyaluran Rastra mencapai 89,70%,” katanya.

Didik menyebutkan, pada tahun ini telah pula implementasi program Elektronik Warung Gotong-Royong Kelompok Usaha Bersama (e-Warong KUBE) PKH di dua Kota, yaitu Bandarlampung sebanyak 55 unit dan Metro sebanyak 9 unit.

’’Untuk 9 unit e-Warong Kota Metro tersebut telah didukung oleh aplikasi kasir (E-Barcode) tambahan melalui dukungan APBD Metro sebagai upaya inovasi meningkatkan pelayanan e-Warong kepada KPM PKH dan BPNT,” ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung tahun 2018, terjadi penurunan jumlah penduduk miskin sebesar 0,65% dari angka 13,69% pada tahun 2017 menjadi 13.04% pada tahun 2018.

’’Penurunan angka kemiskinan salah satunya merupakan dampak implementasi bansos PKH sejak 2011–2018 dan bansos pangan dengan mekanisme Rastra atau BPNT,” katanya.

Didik mengatakan, adanya implementasi PKH Lampung telah mengukir berbagai prestasi membanggakan. Di antara yang paling menonjol dan mendapat apresiasi Kemensos RI adalah program inovasi pembinaan siswa bidik misi dan siswa PKH berprestasi.

’’Di tahun 2017 terdapat 28 siswa PKH yang berhasil masuk ke perguruan tinggi negeri/swasta serta mendapatkan program bidik misi. Saat ini anak PKH tersebut sedang mengikuti proses perkuliahan di kampus masing-masing,” sebutnya.

Lalu, pada tahun 2018 ini sebanyak 189 siswa PKH kelas XII yang telah berhasil mendaftar di perguruan tinggi dan sedang mengikuti seleksi bidik misi 2018. ’’Sampai dengan hari ini ada 35 siswa PKH telah dinyatakan lulus dan masuk di perguruan tinggi,” katanya.

Selanjutnya untuk siswa PKH berprestasi Lampung berjumlah 549 siswa yang terdiri dari berbagai cabang prestasi. ’’Ini menunjukan bahwa anak-anak KPM PKH memiliki prestasi yang tak kalah membanggakan. Harapan kami dengan pendidikan yang baik dapat memotong mata-rantai kemiskinan,” ucapnya.

Didik menuturkan, dari sisi dukungan sharing APBD 15 kabupaten/kota untuk mendukung implementasi PKH pada tahun 2017 total Rp8.911.378.000. Dan, untuk dana sharing Pemprov Lampung pada tahun 2018 sebesar Rp1.705.350.000. Antara lain digunakan untuk pemberian insentif tambahan bagi SDM PKH serta operasional kendaraan roda dua kepada 15 koordinator PKH kabupaten/kota se-Lampung.

’’Untuk dapat dimaklumi dalam rangka mendukung pelaksanaan PKH khususnya untuk aksesbilitas menuju sekolah dan layanan kesehatan bagi masyarakat, sejak tahun 2017 telah dilaksanakan kegiatan kolaborasi antara Tagana, Pramuka Peduli, dan Vertical Resque Indonesia (VRI) dalam program pembuatan Jembatan Gantung Darurat. Sampai dengan April 2018 telah terbangun 8 jembatan gantung,” katanya.

Adapun rekapitulasi bansos Lampung tahun 2018, untuk jenis bantuan PKH, jumlah KPM sebanyak 444.900 keluarga dan penerima bantuan pangan beras sejahtera sebanyak 603.403 keluarga. Total keseluruhan bantuan sebesar Rp.1.638.103.490.000.

Pada acara tersebut, selain penyerahan bansos non tunai PKH dan BPNT, dilakukan pula penyerahan CSR bantuan pembangunan ruang poli kebidanan RS AKA Medika Sribhawono Lampung di bawah yayasan Mandiri Amal Insani Foundation sebesar Rp95,33 juta.

Kemudian penyerahan apresiasi bagi KPM sejahtera mandiri yang sudah mengalami peningkatan ekonomi berupa bingkisan dan piagam penghargaan. Selanjutnya, penyerahan apresiasi bagi anak berprestasi dari keluarga PKH berupa bingkisan. Anak-anak berprestasi itu juga menerima tabungan bea siswa masing-masing sebesar Rp350 ribu persembahan Bank BRI. (sur/c1/sur)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden: 2019, Penerima Bansos PKH Naik jadi 15 Juta KPM


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler