Bantuan untuk Palestina Demi Kemanusiaan, Bukan Berdasarkan Sentimen Keagamaan

Sabtu, 05 Juni 2021 – 14:37 WIB
Ketua FORKOMA PMKRI Hermawi Taslim (kiri) bersama Ketua PA GMNI Ahmad Basarah (tengah) menjadi pembicara Webimar yang diselenggarakan oleh Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) belum lama ini. Foto: Tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Forum Alumni Kelompok Cipayung (FAKC) berkoordinasi untuk memberikan bantuan untuk Palestina. Bantuan tersebut murni berdasarkan prinsip kemanusiaan dan bukan atas dasar sentimen agama tertentu.

Demikian antara lain benang merah Webiner bertajuk “Silahturahmi Kebangsaan dan Koordinasi Bantuan Kemanusiaan untuk Palestina" yang diselenggakan bersama oleh FAKC di Jakarta, pekan lalu.

BACA JUGA: Hermawi Taslim: Kerukunan Beragama di Indonesia Menunjukkan Kemajuan

Webiner itu menampilkan pembicara dari pimpinan masing-masing Kelompok Alumni Kelompok Cipayung yakni Ahmad Basarah (Ketua Persaatuan Alumni GMNI), M. Hanif Dakhiri (Sekjen IKA PMII), Hermawi Taslim (Ketua FORKOMA PMKRI), Sahat Sinaga (Sekjen PNPS GMKI) dan tuan rumah Viva Yoga Maulani (Ketua Presidium KAHMI).  

Pada kesempatan tersebut, Ahmad Basarah yang juga Wakil Ketua MPR RI menegaskan keberpihakan Indonesia terhadap ‘Palestina Merdeka’ telah menjadi bagian dari sejarah yang secara konsisten diperjuangkan terus oleh ketujuh Presiden Indonesia mulai dari Soekarno sampai Jokowi.                       

BACA JUGA: Sambangi PBNU, Ketua Forkoma PMKRI: Kami Tidak Sendiri

Basarah menegaskan bagi Indonesia, dukungan terhadap kemerdekaan Palestina adalah perintah kostitusi yang secara jelas tertuang dalam alinea pertama pembukaan UUD 1945: “Bahwa sesungguhya kemerdekaan adalah hak semua bangsa....."                     

Sementara itu, Ketua Forkoma PMKRI Hermawi Taslim mengatakan pentingnya gencatan senjata permanen agar tidak ada lagi korban jiwa khususnya di kalangan perempuan dan anak-anak yang tidak berdosa.

BACA JUGA: Tinjau Vaksinasi Covid-19 untuk Lansia di Cilacap, Panglima TNI Bilang Begini

Taslim menekankan perlunya semua pihak untuk kembali ke semangat "pakta perdamaian Oslo" yang telah ditandatangani tanggal 20 Agustus 1993 di depan Presiden Palestina Yaser Arafat dan PM Israel Yitzak Rabin tentang peta jalan baru perdamaian dengan prinsip dua negara Palestina dan Israel.

Menurut Taslim, semangat dua negara ini penting sebagai pintu masuk perundingan, saling mengakui keberaaan masing-masing sebagai negara merdeka.

Lebih penting lagi, menurut Taslim, pakta perdamaian Oslo itu juga sudah diratifikasi oleh Amerika Serikat sebagai salah satu aktor kunci dalam upaya perdamaian tersebut.

Taslim melihat prospek perdamaian ke depan akan lebih terbuka terutama setelah beberapa negara lain ikut memberi dukungan terhadap pakta perdamaian Oslo seperti Mesir, Arab saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Maroko.(fri/jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler