NEYMAR atau Mario Goetze? Ya, itulah dua pilihan yang dihadapkan kepada manajemen Bayern Muenchen menjelang akhir musim lalu. Baik Neymar ataupun Goetze sama-sama masuk dalam bidikan belanja Die Roten " julukan Bayern " untuk menjalani kompetisi di musim 2013/2014.
Bayern mengklaim sudah lebih dulu bergerak mendapatkan tanda tangan kontrak Neymar. Namun, kenyataan berkata lain. Pemain berusia 21 tahun itu ternyata memilih untuk bermain di Primera Division bersama Barcelona. Bayern pun hanya mendapatkan Gotze.
Selang beberapa bulan berlalu, Bayern menyatakan tidak pernah menyesal karena gagal mendapatkan Neymar. Sebaliknya, mereka justru lebih bersyukur tidak berhasil merekrut Neymar dari Santos. Faktor cuaca di Jerman disebut-sebut oleh CEO Bayern Karl-Heinz Rummnigge sebagai alasan Neymar tidak akan cocok di Bayern.
"Faktor cuacalah yang bisa menjadi ganjalannya. Bayangkan saja jika Neymar pergi dari negaranya yang memiliki suhu hingga 30 derajat Celcius" Lalu dia kemudian tiba di negara ini yang memiliki suhu udara hingga di bawah minus enam," ujar Rummenigge seperti yang dilansir Goal.
Selain faktor cuaca, kemampuan bahasa juga menjadi pertimbangannya. Sebab, sebagai pemain yang baru merasakan kompetisi di luar Amerika Latin, kemampuan Neymar untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris ataupun Jerman tentu minim. Belum lagi persoalan budaya Jerman.
"Semuanya itu akan terasa sulit bagi pemain muda seperti Neymar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rummnigge mangakui jika secara kualitas antara Gotze dan Neymar tidak jauh berbeda. Karena itu, Bayern berani merogoh koceknya hingga Rp 471,8 miliar demi Goetze yang juga berusia 21 tahun itu. Angka itu terpaut 255 miliar dengan nilai kontrak yang didapatkan Neymar dari Barcelona. (ren/ttg)
Bayern mengklaim sudah lebih dulu bergerak mendapatkan tanda tangan kontrak Neymar. Namun, kenyataan berkata lain. Pemain berusia 21 tahun itu ternyata memilih untuk bermain di Primera Division bersama Barcelona. Bayern pun hanya mendapatkan Gotze.
Selang beberapa bulan berlalu, Bayern menyatakan tidak pernah menyesal karena gagal mendapatkan Neymar. Sebaliknya, mereka justru lebih bersyukur tidak berhasil merekrut Neymar dari Santos. Faktor cuaca di Jerman disebut-sebut oleh CEO Bayern Karl-Heinz Rummnigge sebagai alasan Neymar tidak akan cocok di Bayern.
"Faktor cuacalah yang bisa menjadi ganjalannya. Bayangkan saja jika Neymar pergi dari negaranya yang memiliki suhu hingga 30 derajat Celcius" Lalu dia kemudian tiba di negara ini yang memiliki suhu udara hingga di bawah minus enam," ujar Rummenigge seperti yang dilansir Goal.
Selain faktor cuaca, kemampuan bahasa juga menjadi pertimbangannya. Sebab, sebagai pemain yang baru merasakan kompetisi di luar Amerika Latin, kemampuan Neymar untuk berkomunikasi dengan bahasa Inggris ataupun Jerman tentu minim. Belum lagi persoalan budaya Jerman.
"Semuanya itu akan terasa sulit bagi pemain muda seperti Neymar," imbuhnya.
Lebih lanjut, Rummnigge mangakui jika secara kualitas antara Gotze dan Neymar tidak jauh berbeda. Karena itu, Bayern berani merogoh koceknya hingga Rp 471,8 miliar demi Goetze yang juga berusia 21 tahun itu. Angka itu terpaut 255 miliar dengan nilai kontrak yang didapatkan Neymar dari Barcelona. (ren/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lawan Arsenal, Stefano Lilipaly Batal Gabung Timnas
Redaktur : Tim Redaksi