jpnn.com - JAKARTA - Permasalahan calo makam masih kerap terjadi hingga saat ini. Berbagai cara ditempuh oleh Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI untuk mengatasi persoalan itu.
"Kalau untuk calo makam kan dia memang udah dari dulu hidupnya, makannya dari situ. Sekarang nih kami adakan perubahan," kata Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Ratna Diah Kurniati di DPRD DKI, Jakarta, Jumat (20/11).
BACA JUGA: Kok Bisa Honor Programmer DKI Sampai Puluhan Juta?
Salah satu caranya adalah dengan meminta petugas-petugas di tempat pemakaman umum supaya tidak melakukan pungutan liar. Selain itu, Dinas Pertamanan dan Pemakaman sudah memasang spanduk pemberitahuan agar masyarakat yang mengurus makam langsung berhubungan dengan pelayanan terpadu satu pintu (PTSP). "Jangan lewat calo," ucap Ratna.
Ratna menampik biaya administrasi pengurusan makam sampai jutaan rupiah. Menurut dia, biayanya paling mahal Rp 100 ribu. "Itu per tiga tahun. Pembayaran juga tergantung blok," ujarnya.
BACA JUGA: Ahok Wacanakan Pemindahan JPO di Sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin
Ratna juga meminta masyarakat tidak mengandalkan orang lain pada saat mengurus makam. "Terkadang masyarakat begitu, malas ngurusin, suruh orang. Ke depannya jangan lah, ke PTSP sendiri, bayar sendiri," ungkapnya.
Sebelumnya, anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi Gerindra Prabowo Soenirman mengatakan, calo-calon masih berkeliaran di TPU. Prabowo mencontohkan, anak buahnya dimintai dana Rp 5 juta terkait pengurusan makam di TPU Kemiri.
BACA JUGA: Dinas Pariwisata DKI Hapus 15 Event, Ini Alasannya
Hal senada disampaikan anggota Komisi D DPRD DKI dari Fraksi Nasdem Bestari Barus. Ia mengatakan, salah seorang konstituennya dimintai biaya administrasi Rp 1,7 juta saat akan mengurus pemakaman sanak saudaranya di TPU Karet Bivak. (gil/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Topp.. Anggaran Dinas Kebersihan DKI untuk Beli Truk Compactor Diperbesar
Redaktur : Tim Redaksi