Kendati demikian dari hasil UKG yang dilakukan tersebut ternyata banyak yang dinyatakan tidak lulus ujian. Hal ini diakui Kepala Dinas Pendidikan Kutim Iman Hidayat pada wartawan beberapa waktu lalu. “Ya memang tak jauh beda dari tetangga di (Kabupaten/Kota) lain di Kaltim. Bahkan ada 25 guru kami yang tidak ikut uji kompetensi, karena tempat mengajarnya jauh di kecamatan dan tak dapat ke Sangatta pada saat ujian,” ungkap Iman.
Menurutnya, meskipun hasilnya mengecewakan, namun dapat dipahami jika dikaitkan dengan kemampuan guru dalam memperoleh sertifikasi. Sebab, saat ujian sertifikasi digelar, yang diujikan hanya ujian adminitrasi formal.
Sementara dalam UKG yang diujikan benar-benar terkait dengan uji kemampuan guru secara ilmiah.“Ending dari hasil UKG ini kami belum tahu. Apakah sertifikasi akan dicabut atau tidak. Karena belum ada petunjuk untuk itu. Jadi kami masih menunggu saja. Karena hasil UKG ini juga belum diketahui secara detail,” lanjutnya.
Iman mengakui, bukan hanya masalah UKG dimana guru gagal, namun salah satu kewajiban yang sampai saat ini belum dapat diterapkan adalah kewajiban seorang kepala sekolah untuk lulus ujian kepala sekolah, baru dapat menjabat. Faktanya di Kutim masih 40 persen lebih Kepala Sekolah yang tidak lulus Ujian Kepala Sekolah dan tetap dipaksakan menjabat kepala sekolah. Hal ini dikarenakan jika tidak dilakukan maka akan ada sekolah yang tidak punya kepala sekolah.
“Kalau kami mengacu hasil ujian kepala sekolah ini, maka katakanlah lima puluh persen lebih sekolah di Kutim, tidak punya kepala sekolah. Tentu sama dengan UKG nanti, meskipun hasilnya buruk, tidak mungkin mereka tidak digunakan untuk mengajar. Karena sampai saat ini saja, guru masih kurang. Jadi ini kewajiban, yang sulit untuk dilaksanakan,” terang Iman.
Ia menambahkan, banyak hasil ujian yang tidak menggambarkan kemampuan seseorang. Termasuk yang sudah kelihatan adalah masalah kelulusan ujian kepala sekolah. Sebab, meskipun kepala sekolahnya tidak lulus ujian, ternyata dari segi kemampuan tidak kalah dengan yang lulus. Ini terlihat dari kemampun murid binaannya. Bahkan ada yang lebih baik hasilnya dari yang lulus uji kompetensi kepala sekolah.
“Banyak factor yang mempengaruhi hasil ujian itu sehingga orang tidak lulus. Termasuk dalam UKG dan ujian kepala sekolah. Karena itu, hasil UKG, atau ujian kepala sekolah tidak dapat dijadikan patokan kemampuan orang untuk mengajar atau memimpin,” pungkasnya. (aj)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemendikbud Tunggu Evaluasi dan Rekomendasi Konsil Kedokteran
Redaktur : Tim Redaksi