Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbud Djoko Santoso kemarin (22/8) menuturkan, sampai saat ini belum ada tanda-tanda kebijakan moratorium atau penghentian sementara pendirian FK akan dicabut. "Kita juga melakukan evaluasi, sambil menunggu juga rekomendasi dari konsil kedokteran," kata dia.
Penerapan kebijakan moratorium pendidikan FK baru ini sendiri dijalankan sejak 2010 lalu. Saat itu, sudah banyak usulan pendirian FK baru yang antre untuk disahkan Kemendikbud. Karena saat ini hasil evaluasi antara Kemendikbud dan konsil kedokteran mengatakan kualitas FK yang ada perlu dibenahi, maka diputuskanlan kebijakan moratorium.
Dari sekitar 70 FK yang sudah ada saat ini, kualitasnya digenjot. Diantaranya soal akreditasi. Kemendikbud berharap sejumlah FK itu mengantongi akreditasi A. "Sekarang FK yang baik, yang telah terakreditasi A itu belum banyak," tutur Djoko. Dia berharap dalam waktu dekat akreditasi FK bisa merangkak naik.
Selain urusan akreditasi, pembenahan FK yang sudah ada adalah untuk urusan rumah sakit pendidikan. Sampai saat ini, banyak FK yang belum memiliki rumah sakit pendidikan. Kebanyakan mereka menjalin kerja sama dengan pemda setempat untuk urusan rumah sakit pendidikan.
Pihak Kemendikbud berharap, ke depan setiap FK memiliki rumah sakit mandiri. Dimana rumah sakit ini bukan hasil kerja sama dengan pemda. Diantara FK yang saat ini sedang mengupayakan rumah sakit pendidikan secara mandiri adalah FK Unair dan FK UI.
Program moratorium pendirikan FK baru ini, sudah dianalisa tidak akan menimbulkan dampak kekuarangan tenaga medis terutama dokter. Sebab, rata-rata di setiap FK yang ada saat ini berhasil mencetak 100 hingga 200 calon dokter per tahun. (wan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenag Bangun 6 Ribu Kelas Tingkat MA
Redaktur : Tim Redaksi