jpnn.com - MESKI berasal dari Tiongkok, nasib Liu Han, 47 kurang beruntung. Pria berusia 47 tahun itu bekerja di salah satu proyek yang sedang berlangsung di Mojokerto. Dia menjadi pekerja kasar alias kuli bangunan di proyek tersebut. Tugasnya sama dengan kuli bangunan di Surabaya lainnya.
Banyak yang penasaran, mengapa dia rela melakukan itu. "Saya pengabdian," ucapnya seperti ditulis Jawa Pos (Induk JPNN).
BACA JUGA: Banyak Pekerja Asing Menyasar Segmen Bawah di Jatim, Ini Pengakuan Sales Obat dari Tiongkok
Sayangnya, Liu enggan bercerita lebih detail tentang siapa dirinya.
Namun, informasi yang dihimpun dari beberapa rekan di sekitarnya, Liu merupakan warga Tiongkok yang sedang terjerat masalah hukum. Dia mengikuti program bebas bersyarat yang diterapkan pemerintah setempat.
BACA JUGA: Debat Calon Gubernur Sulut, BeDa Tawarkan Tenaga Listrik Ramah Lingkungan
"Sesuai anjuran pemerintah, saya bekerja ikut kontraktor dan ditempatkan di Surabaya," tuturnya.
Liu enggan menyebutkan penghasilan yang dirinya terima ketika bekerja sebagai kuli bangunan. Bagi dia, pengabdian lebih penting daripada materi yang didapat. Liu memiliki harapan besar, sepulang dari Surabaya, dia hidup bebas dari penjara.
Sebenarnya banyak pekerja yang latar belakangnya serupa dengan Liu. Saat pembangunan Jembatan Surabaya-Madura, banyak warga Tiongkok yang bekerja di proyek tersebut. Mereka berada dalam satu mes dengan pengawasan ketat dari perusahaan yang membawanya bekerja di Indonesia. (ant/riq/may/c7/fat)
BACA JUGA: Angkut Mayat, Susi Air Pasang Tarif Rp 120 Juta?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-gara Poster Paslon, Bibir Linmas Pecah Digebuki
Redaktur : Tim Redaksi