Warga Australia Kelsey Latimer kesulitan membeli kado Natal untuk putrinya yang berusia tiga tahun, karena semakin mahalnya harga makanan dan mainan tahun ini.
"Ini tidak masuk akal," kata Kelsey ketika dijumpai di pusat perbelanjaan Carindale di Brisbane.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Perempuan di Afghanistan Dilarang Kuliah
"Dipotong biaya listrik, jumlah uang yang tersisa setiap pekan-nya hanyalah AU$50, jadi saya tidak punya uang untuk membeli hadiah."
Biaya sewa rumah yang naik pada awal tahun ini juga ikut membuat anggaran belanja Natalnya harus dikurangi.
BACA JUGA: Menjelang Natal-Tahun Baru, Jumlah Penumpang di Terminal Kalideres Mulai Meningkat
"Pengeluaran belanja saya dulu AU$150, tapi sekarang jadi AU$200," katanya.
"Harga semua barang naik, jadi saya harus menyiapkan anggaran."
BACA JUGA: Sudah 102.836 Kendaraan Tinggalkan Jakarta Lewat GT Cikampek Utama
Meski harga-harga naik, Asosiasi Ritel Nasional (NRA) memprediksi warga Australia akan membelanjakan AU$21,5 miliar.
"Ada peningkatan 3,9 persen dari tahun lalu," ujar CEO sementara NRA, Lindsay Carroll.
Lindsay mengatakan kebiasaan belanja warga Australia sudah berubah.
Menurutnya, mereka tidak hanya belanja lebih awal dari Natal tahun-tahun lalu, tapi juga cenderung "belanja lebih sering dengan pengeluaran yang sedikit," katanya.Keluarga akui kesulitan menyambut tahun baru
Pengeluaran yang semakin besar juga berarti kebutuhan semakin bertambah.
Lembaga sukarela Salvation Army melaporkan jumlah keluarga di Queensland yang membutuhkan bantuan pada Natal tahun ini bertambah sebanyak 15 persen.
"Dengan meningkatnya belanja, makanan, bensin, sewa tempat tinggal dan hal-hal lainnya ... akan semakin terasa, jika kita merasa kekurangan," ujar Simon Gregory, Sekretaris Salvation Army.
"Kami menyadari semakin banyak orang yang belum pernah kami temui atau yang tadinya tidak memerlukan bantuan mulai menghubungi kami."
Lebih dari 40.000 mainan donasi dan 1.000 bingkisan makanan akan dibagikan di Queensland dari Salvation Army cabang Newstead hingga Malam Natal.
Para relawan, seperti Roya Khodabandehloo, sudah membantu menyiapkan kado-kado yang akan dibagikan.
"Menurut saya banyak keluarga akan kesulitan di masa-masa ini, jadi saya merasa senang bisa membantu," ujarnya.
Simon mengatakan kesulitan yang dialami banyak keluarga di Australia tidak hanya dekat periode Natal, tapi juga menjelang tahun baru.
"Setelah Natal dan menyambut masa sekolah, orang-orang yang mungkin kesulitan saat Natal ... menyadari di bulan Januari utang kartu kredit mereka sudah bertambah," katanya.
"Jadi mereka sering datang ke kami untuk membantu membiayai sekolah anak mereka, membeli seragam, tas dan sejenisnya ... jadi bantuan sekecil apapun sangat kami hargai."
Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pantauan Arus Mudik Natal, Sebegini Jumlah Kendaraan yang Meninggalkan Jabotabek