Banyak Perempuan Belum Gunakan Kontrasepsi

Kamis, 27 September 2012 – 08:00 WIB
JAKARTA- Laju pertambahan penduduk Indonesia terbilang cukup cepat. Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2010, Indonesia masih menduduki peringkat ke-4 negara dengan jumlah penduduk terbesar, yakni sekitar 237,6 juta jiwa. Pemerintah pun terus berupaya menekan laju pertumbuhan penduduk, salah satunya dengan sosialisasi program Lingkaran Biru (LIBI).

Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Sugiri Syarief, program KB yang merupakan bagian dari LIBI, dipandang mengalami penurunan.

"Di Indonesia, hampir 80 persen perempuan dengan lebih dari lima anak masih belum menggunakan kontrasepsi, walaupun mereka sebenarnya sudah tidak berminat mempunyai anak lagi. Ini justru menjadi sasaran prioritas yang peluangnya sangat tinggi atau kami istilahkan unmet need yang tinggi,"jelas Sugiri dalam acara press conference Hari Kontrasepsi Dunia. Dan 25 Tahun KB Mandiri di hotel Bidakara, kemarin (26/9).

Hal tersebut dibenarkan oleh perwakilan Bayer HealthCare-Pharma Indonesia Allen Doumit. Dia menuturkan, berdasarkan survei multinasional "Contraception Looking for The Future" yang melibatkan delapan negara Asia termasuk Indonesia, 27 persen dari responden tidak menggunakan kontrasepsi pada saat mereka melakukan hubungan seksual pertama kali. "Sebagai tambahan, sekitar 8 persen dari responden masih melakukan sanggama terputus, yang merupakan metoda yang kurang efektif dibandingkan dengan metode lain seperti pil KB atau kontrasepsi,"jelas Allen.

Di sisi lain, Sugiri memaparkan, laju pertambahan penduduk Indonesia masih tinggi. Pada periode 2000-2010, laju pertambahan penduduk mencapai 1,49 pertahun. Artinya jumlah penduduk Indonesia akan bertambah sebanyak 3,5 juta jiwa per tahunnya. "Jadi diperkirakan pada akhir tahun 2012 jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 245 juta jiwa,"jelas Sugiri.

Sugiri memaparkan, sebenarnya program KB tidak sepenuhnya mengalami penurunan. Sebab, kemandirian masyarakat dalam ber-KB masih tinggi. Hal tersebut dibuktikan ketika krisis moneter terjadi, anggaran untuk program KB menurun, tapi kepesertaan KB mandiri yang berbayar, tetap meningkat. "Tingkat Kemandirian ber-KB berdasarkan SDKI (Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia) tahun 2007 menunjukkan peningkatan yakni 91 persen dibandingkan hasil SDKI 2002-2003,"ujar dia.

Ketuga Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Dr. Harni Koesno menambahkan, pemerintah juga telah memudahkan akses alat kontrasepsi bagi masyarakat kurang mampu. Setidaknya sekitar 30 persen perempuan dari golongan tidak mampu sudah menggunakan alat kontrasepsi gratis. "Alat kontrasepsi yang gratis itu sudah sampai di desa-desa dan sejumlah puskesmas. Tapi memang ada beberapa jenis kontrasepsi yang dikenai biaya pemasangan. Tapi itupun sangat terjangkau hanya sekitar Rp 10 ribu sampai Rp 15 ribu,"jelasnya.

Meski begitu, Sugiri menegaskan pihaknya akan terus berupaya meningkatkan akses pelayanan dan kualitas kontrasepsi. BKKBN pun menargetkan sampai dengan tahun 2014 akan melakukan pelatihan pemasangan IUD dan Implant kepada 35 ribu bidan. "Selain itu, kita juga akan melatih 10 ribu tenaga dokter terkait program KB tersebut,"imbuh dia. (Ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Virus Mirip SARS Terdeteksi di Timteng

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler