Virus baru yang menyerupai virus SARS (sindrom pernapasan akut berat) ditemukan pada warga Arab Saudi dan Qatar.
Wabah SARS merebak di dunia pada 2002-2003. Mulai muncul di Hongkong, virus tersebut kemudian menginfeksi individu di 37 negara pada awal 2003. Ketika itu, tercatat 8.422 kasus penderita dan 916 kematian akibat virus SARS.
Adalah Inggris yang mendeteksi virus baru mematikan tersebut. Virus jenis koronavirus itu memunculkan gejala mirip penyakit SARS pada manusia. Setelah menemukan kasus tersebut, Inggris melaporkan temuan itu ke Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Dalam pernyataannya kemarin (24/9), WHO mengaku masih terlalu dini untuk menyatakan bahwa penyakit fatal akibat koronavirus tersebut mirip SARS. Bahkan, mereka tidak yakin jika virus tersebut bisa menyebabkan kematian seperti SARS. Sebab, saat ini pria asal Qatar yang positif mengidap koronavirus tersebut masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit Inggris.
Menurut jubir WHO Gregory Hartl, pihaknya masih harus melakukan banyak hal untuk membuktikan bahwa koronavirus yang menjangkiti pria 49 tahun itu mematikan. Atau, virus tersebut bisa menyebabkan gangguan sistem pernapasan akut seperti SARS. Tetapi, pria itu memang menunjukkan gejala mirip SARS. ’’Semua ini masih terlalu dini untuk disimpulkan,’’ kata Hartl.
Koronavirus itu diduga kuat menginfeksi pria yang tidak disebutkan namanya tersebut saat berlibur ke Arab Saudi. Awal tahun ini, seorang lelaki Saudi mengalami gejala sama dengan pria itu. Lelaki Saudi itu meninggal dunia karena pneumonia atau gangguan pernapasan akut. Meski gejala dan kronologi penyakitnya sama, WHO masih belum menyimpulkan bahwa pria itu terinfeksi virus yang sama.
’’Saat ini, kami belum mengaitkan dua kasus tersebut. Sejauh ini, belum terbukti bahwa virus tersebut menular dari manusia ke manusia. Kami pun masih belum memiliki gambaran bagaimana virus itu menyebar,’’ lanjut Hartl. Dia menduga dua pria dari Timur Tengah itu tertular langsung dari binatang.
Jika koronavirus pada tubuh pria Qatar itu menyebabkan SARS, ini menjadi catatan penting bagi dunia kesehatan. Untuk kali pertama, virus penyebab SARS merebak di Timteng. Khususnya, Saudi. Selama ini SARS banyak ditemukan di Asia. Saat merebak pada 2003, tidak kurang dari 800 orang tewas di Asia akibat SARS.
’’Kami belum bisa jelaskan seberapa berbahaya virus itu. Kami tidak tahu apakah virus itu akan menyebabkan wabah semacam SARS atau malah menghilang tanpa bekas,’’ ujar Michael Osterholm, pakar flu pada University of Minnesota. Untuk mengetahui jawabannya, menurut dia, publik harus sabar menantikan hasil penelitian terhadap pria Qatar tersebut. (AP/RTR/BBC/hep/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Minuman Bersoda Manis Pengaruhi Obesitas
Redaktur : Tim Redaksi