Banyak Perusahaan Tutup, Wali Kota: Byar Pet Bikin Investor Gerah

Rabu, 25 Mei 2016 – 09:00 WIB
Ilustrasi Batam Pos/jpg

jpnn.com - BATAM - Banyaknya investor yang menutup usahanya di kota Batam, Kepulauan Riau salah satunya disebabkan persoalan listrik. Di kota berbentuk kalajengking tersebut investor seringnya terjadi pemadaman listrik. 

Byar pet ini juga lah yang sering dikeluhkan belakangan ini, termasuk dari investor Tiongkok.

BACA JUGA: Meski Turun Sedikit, Harus Tetap Disyukuri

"Datang ke sini ingin bersilaturahmi dengan pimpinan Pemko yang baru. Dan ternyata mereka tengah berinvestasi di Batam. Ya, mereka sempat mengeluhkan kondisi listrik," kata Wali Kota Batam, Muhammad Rudi, usai menerima kunjungan sejumlah pengusaha asal Tiongkok yang sudah berinvestasi di Batam, Selasa (24/5).

Dikatakan Rudi, para investor asal Negeri Tirai Bambu itu sebenarnya mengapresiasi Batam sebagai daerah yang lebih baik dibandingkan daerah lain di Indonesia. Namun kondisi listrik yang sering padam mendadak membuat investor gerah. 

BACA JUGA: Mukjizat! Terserempet dan Terseret Ketera Api, Tapi Tak Ada Tulang Patah

Sebab, hal itu menganggu proses produksi mereka. Apalagi di antaranya ada yang bergerak di industri tailing sebagai campuran beton. Mereka berharap, pemadaman listrik dilakukan secara terjadwal dan harusnya ada pemberitahuan minimal satu jam sebelumnya.

"Listrik jangan mati mendadak. Karena industri mereka terganggu dan produksi bisa rusak. Karena mereka menggunakan sistem komputer. Kalau mati lampu mendadak, sistem mati semua," jelas Rudi seperti dikutip batampos (Jawa Pos Group).

BACA JUGA: Akhirnya, Pasangan Hilang di Semeru Ditemukan

Menurut dia, listrik merupakan hal yang sangat penting untuk perkembangan suatu wilayah. Termasuk bagi para pengusaha.

"Bisa dibayangkan dampaknya. Bisa kering semen itu, karena sistem elektrik semua. Kalau sampai 4-5 jam mati, maka semua kering. Jadi kalau ada pemberitahuan, mereka tahu tidak mulai prosesnya," tambah Rudi lagi.

Selain listrik, para investor Tiongkok itu juga mengeluhkan rumitnya proses perizinan di Batam. Untuk itu mereka berharap ada penyederhanaan birokrasi yang memudahkan dunia usaha.

Kepada para investor itu, Rudi juga menyampaikan perubahan status Free Trade Zone (FTZ) Batam menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). Kata dia, KEK akan memberikan lebih banyak kemudahan dan fasilitas bagi para pengusaha.

"Saya sampaikan kepada mereka, agar tidak ragu untuk berinvestasi di Batam," kata Rudi. (rng/she/ray)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Digugat Warganya, Kades: Semua Tudingan Tidak Benar


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler