jpnn.com - JAKARTA - Komisi I DPR telah merampungkan fit and proper test terhadap 18 orang dari 33 calon duta besar (Dubes) Indonesia. Mereka diuji melalui rapat tertutup dalam dua hari terakhir.
Wakil Ketua Komisi I DPR Tantowi Tahya mengatakan, tes tersebut sengaja digelar tertutup karena dalam pembahasannya banyak mengupas masalah rahasia negara.
BACA JUGA: Gaji Guru Honorer K2 Bakal Setara UMP dan Dapat BPJS
"Prosesnya dilakukan tertutup. Tertutup karena beberapa visi misi rahasia. Rahasia dubes rahasia negara. Belum saatnya dibuka ke publik," kata Tantowi di gedung DPR Jakarta, Selasa (15/9).
Nantinya, tes tersebut akan dilakukan selama empat hari. Setiap hari ada sembolan calon yang akan diuji secara tertutup
BACA JUGA: Roem Kono Berharap Jokowi Hadir di Pelantikan DPP MKGR
Dalam prosesnya, lanjut politikus Golkar itu, Komisi I mendalami wawasan kecakapan masing-masing calon dubes. "Kami ingin kualitas kepatutan dan kepantasan," tambah Tantowi.
Tes difokuskan pada tiga hal. Salah satunya ialah wawasan politik dalam dan luar negeri. Selain itu, ada kecakapan dalam komunikasi. Semua calon harus memahami esensi diplomasi. Penilaian terakhir ialah keahlian bahasa dan pengalaman organisasi. (fat/jpnn)
BACA JUGA: Trik Sederhana Ala Rizal Ramli Amankan Tanjung Priok
Nama-nama 33 calon Dubes yang telah diusulkan presiden ke DPR:
1. Hasan Bagis untuk Uni Emirat Arab
2. Safira Machrusah untuk Aljazair
3. Bambang Antarikso untuk Irak
4. Husnan Bey Fananie untuk Azerbaijan
5. Ahmad Rusdi untuk Kerajaan Thailand
6. Yuri Octavian Thamrin untuk Kerajaan Belgia dan merangkap Keharyapatihan Luksemburg dan Uni Eropa
7. Helmy Fauzi untuk Republik Mesir
8. Mayjen TNI Purn Mochammad Luthfie Wittoeng untuk Republik Bolivarian Venezuela
9. Mansyur Pangeran untuk Republik Senegal
10. I Gusti Agung Wesaka Puja untuk Kerajaan Belanda merangkap OPCW
11. Marsekal Madya TNI Purn Muhammad Basri Sidehab untuk Qatar
12. Ibnu Hadi untuk Republik Sosialis Vietnam
13. Alfred Tanduk Palembangan untuk Republik Kuba
14. Wiwiek Setyawati Firman untuk Republik Finlandia
15. Iwan Suyudhie Amri untuk Republik Islam Pakistan
16. Muhammad Ibnu Said untuk Kerajaan Denmark
17. Rizal Sukma untuk Kerajaan Inggris merangkap Republik Irlandia
18. Tito Dos Santos Baptista untuk Republik Mozambique
19. Mohammad Wahid Supriyadi untuk Federasi Rusia
20. Musthofa Taufik Abdul Latif untuk Kesultanan Oman
21. Soehardjono Sastromihardjo untuk Republik Kenya
22. Marsekal Madya TNI Purn Budhy Santoso untuk Republik Panama
23. Dian Triansyah Djani untuk Perutusan Tetap PBB
24. Diennaryati Tjokrisuprihatono untuk Republik Ekuador
25. Agus Maftuh Abegebriel untuk Kerajaan Arab Saudi
26. Amelia Achmad Yani untuk Bosnia-Herzegovina
27. I Gede Ngurah Swajaya untuk Republik Singapura
28. Sri Astari Rasjid untuk Republik Bulgaria
29. R Bagas Hapsoro untuk Kerajaan Swedia
30. Octavino Alimudin untuk Republik Islam Iran
31. Antonius Agus Sriyono untuk Tahta Suci Vatican
32. Eddy Basuki untuk Republik Namibia
33. Alexander Litaay untuk Republik Kroasia.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Waduh, Ternyata Urusan Anggaran Pengawasan Pilkada Belum Juga Rampung
Redaktur : Tim Redaksi