jpnn.com - SAMARINDA - Angka penderita HIV/AIDS kalangan ibu rumah tangga (IRT) masih tinggi. Golongan ini ada di urutan kedua, setelah pekerja swasta untuk penderita terbanyak penyakit mematikan tersebut. Sebanyak 193 IRT terdeteksi menderita HIV/AIDS hingga Juni 2014.
Sejauh ini, diperkirakan IRT tertular HIV/AIDS dari hubungan seksual dengan suaminya yang tertular karena kerap “jajan” di luar rumah. Kondisi ini tentu sangat berbahaya. Besar peluang IRT untuk menularkan penyakit ini kepada anaknya, yakni saat mengandung dan memberi air susu ibu (ASI).
BACA JUGA: Ingin Mendulang Emas Malah Tewas Terseret Arus Sungai
“Ini memang tren yang mengejutkan. Ibu-ibu ini diperkirakan tertular karena suami yang gonta-ganti pasangan,” kata Muhammad Basuki, staf Sekretariat Pengelola Program, Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Samarinda.
Survei KPA, 80 persen lebih penularan HIV/AIDS di Samarinda melalui hubungan badan berganti-ganti pasangan. Dua belas persen karena penggunaan jarum suntik narkoba secara bergantian. Sisanya melalui cara lain, seperti transfusi darah atau ASI.
BACA JUGA: Menkokesra Tolak Usulan Warga Terkait Bantuan Rehab Rumah
Salah satu pencegahan penularan yang tetap intens dilakukan KPA adalah penyuluhan dan membagikan kondom di tiga lokalisasi di Samarinda, Loa Hui, Solong, dan Bayur. Kendala penerapan program ini, bukan PSK atau pemilik wisma yang menolak, tapi malah pelanggan.
“Kebanyakan mereka (pelanggan) bandel (tak ingin menggunakan kondom),” ujarnya.
BACA JUGA: Nenek Alifa Akhirnya Dijemput Keluarga
Sampai Juni 2014, dengan 518 orang dengan HIV AIDS (ODHA), Samarinda menempati peringkat paling atas pengidap penyakit ini di Kaltim. Hingga Juni pula, tercatat 214 orang meninggal. Kecamatan di Samarinda dengan pengidap HIV/AIDS tertinggi adalah Sungai Pinang. Sebabnya, masih ada lokalisasi di kawasan ini.(*/nyc/far/k8)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Desak Investigasi Aset Koperasi Cipaganti
Redaktur : Tim Redaksi