Banyak Warung Kopi Tidak Dengar Imbauan Pemerintah, Ulama: Tutup Paksa

Minggu, 22 Maret 2020 – 16:43 WIB
Ilustrasi pekerja mengangkat kursi saat menutup warung kopi dalam upaya mencegah penyebaran Covid-19. Foto: ANTARA/Khalis

jpnn.com, BANDA ACEH - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh menyatakan Pemerintah Aceh harus mengambil tindakan bagi warung kopi atau kafe yang tidak mematuhi imbauan terkait antisipasi penyebaran virus Corona atau COVID-19.

"Kalau memang pemilik warung kopi tidak mengindahkan (imbauan pemerintah) maka terpaksa harus ditutup, harus ditutup," kata Wakil Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali, Minggu (22/3).

BACA JUGA: Warga di Rumah Saja, Ruas Jalan Sedang Disemprot Disinfektan

Ia menjelaskan, Pemerintah Aceh dan pemerintah di kabupaten/kota telah mengeluarkan imbauan agar masyarakat menjaga jarak dan tidak berkumpul dalam keramaian, sebagai upaya memutus penyebaran COVID-19 di tanah Serambi Mekkah itu.

Kata dia, ulama juga mengimbau agar pemilik warung, kafe, dan masyarakat mematuhi imbauan pemerintah tersebut untuk sementara waktu, mengingat penularan virus tersebut begitu cepat sehingga dibutuhkan membatasi aktivitas yang mengumpulkan orang ramai.

BACA JUGA: Tiga Pejabat ODP Corona, Siapa Saja?

"Warung kopi tetap dibuka, tidak ada masalah, tetapi hanya melayani orang untuk membeli kopi dan minum di rumah. Jadi beli kopi minum di rumah, minum di asrama, minum di kos, minum di tempat masing-masing," katanya.

Menurutnya, warung kopi diizinkan untuk tetap dibuka melayani warga, namun untuk kondisi saat ini bukan menjadi tempat nongkrong, mengingat Indonesia sedang menghadapi mewabahnya COVID-19.

Ia juga meminta pemerintah tidak hanya sekedar mengeluarkan imbauan tentang COVID-19 tersebut, namun juga dibutuhkan penindakan kepada pihak-pihak yang tidak menggubris seruan pemerintah terkait COVID-19 tersebut.

"Orang yang tidak mengindahkan, tetap melakukan aktivitas yang tidak punya kepentingan di jalan perlu ditangkap, lakukan hal-hal itu, dan itu dibenarkan untuk agama, demi menjaga kemaslahatan lebih besar," katanya. (antara/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler