Banyuwangi Susun Segmentasi Pasar Sektor Pariwisata

Minggu, 14 September 2014 – 22:19 WIB

jpnn.com - BANYUWANGI - Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, mendesain segmentasi wisatawan yang akan dibidik untuk berkunjung ke daerah di ujung timur Pulau Jawa itu. Segmen wisatawan yang diincar adalah kaum perempuan, anak muda, dan pengguna internet (netizen).

"Segmentasi pasar dilakukan agar pengembangan sektor wisata lebih fokus," ujar Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas.

BACA JUGA: Singgahi Khatulistiwa Ujung Timur di Pulau Kawe

Segmentasi wisatawan di Banyuwangi didesain berdasarkan karakter demografi dan psikografi. "Kami membidik pasar yang potensial. Segmentasi berdasarkan demografi merujuk pada usia dan jenis kelamin wisawatan. Sedangkan psikografi lebih kepada gaya hidup, nilai-nilai yang dipercayai, dan kepribadian pasar," kata Anas.

Dari segmentasi itu, lanjut Anas, ada tiga segmen konsumen yang dibidik, yaitu kaum perempuan, anak muda, dan pengguna internet (netizen). Tiga klasifikasi konsumen itu punya pasar yang sangat besar. Jumlah perempuan di Indonesia hampir 120 juta jiwa. 

BACA JUGA: Puluhan Hektare Hutan Perawan Dijamah Si Jago Merah

Jumlah anak muda (16-30 tahun) mencapai 62 juta jiwa. Adapun pengguna internet 82 juta. "Ketiga segmen pasar tersebut saling beririsan. Namun, ketiganya tetap memerlukan pendekatan pemasaran yang spesifik," jelas Anas.

Untuk segmen perempuan, Banyuwangi mempunyai event wisata Festival Batik. "Kaum perempuan ini penting, karena sangat memegang pengaruh keputusan keluarga dalam berwisata. Kalau sudah bisa menggaet kaum ibu ini, satu keluarga bisa ikut semua. Kami tinggal menyiapkan event pendamping, ada wisata pantai atau ke pegunungan. Dan itu yang kami harapkan karena family tourism dampaknya besar. Belanja family tourism lima kali lebih besar daripada wisatawan individu," ujar Anas.

BACA JUGA: Sumsel Masih Kirip Asap ke Riau

Untuk segmen anak muda, sambung Anas, Banyuwangi melaksanakan beberapa event wisata, seperti selancar, selancar layar, selancar angin, maupun balap sepeda. Banyuwangi juga punya wisata berkonsep adventure yang cocok untuk jiwa muda, yaitu ke Teluk Hijau, Pulau Tabuhan, Pantai Sukamade, dan Taman Nasional Alas Purwo.

"Yang berkonsep non-alam, kami punya festival jazz pantai hingga Banyuwangi Art Week untuk anak muda," tambah Anas. Adapun kaum pengguna internet alias netizen, dijadikan medium untuk mempromosikan wisata. Banyuwangi memasarkan wisata lewat aplikasi Android yang dinamai Banyuwangi Tourism di telepon pintar. Selain itu, sarana media sosial seperti Twitter, 

Youtube, Path, Insyagram kami optimalkan. "Sekarang ini rekomendasi dan foto-foto selfie yang di-upload di dunia maya sangat memengaruhi keputusan orang dalam berwisata," papar Anas.

Untuk pasar para netizen, secara berkala Banyuwangi juga menyelenggarakan lomba foto dan tulisan bagi blogger, sehingga menarik mereka untuk berkunjunga. "Kami telah memasang sekitar 1.300 titik wifi di seluruh Banyuwangi, di tempat-tempat wisata, taman, dan fasilitas publik lain," tuturnya.

Anas mengatakan, berkat promosi dan segmentasi yang digarap berkelanjutan, kunjungan wisatawan terus naik. Pada 2013, jumlah wisatawan domestik yang mengunjungi tempat-tempat wisata di Banyuwangi mencapai 1,057 juta, meningkat 22 persen dibanding 2012 sebesar 860.831 orang.

Untuk wisatawan asing, kunjungannya pada 2013 sebesar 10.462 orang, naik 90,14 persen dibanding 2012 sebesar 5.502 orang. Berdasarkan survei independen, belanja wisatawan asing di Banyuwangi sebesar Rp 2 juta per hari per orang, sehingga dari wisatawan asing ada devisa yang masuk sekitar Rp 52 miliar.

"Belanja itu belum termasuk yang dikeluarkan wisatawan domestik yang karakteristik belanjanya lebih besar dibanding wisatawan asing, karena wisatawan domestik beli oleh-olehnya pasti lebih besar," pungkas Anas. (eri/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kapal Angkut 6 WNA Nyaris Tenggelam Diterjang Ombak


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler