Bapak-Anak Tewas Berpelukan

Jumat, 19 Oktober 2012 – 19:09 WIB
MEDAN-Kisah tragis terjadi di Medan. Seorang bapak dan anaknya ditemukan tewas terpanggang dalam posisi berpelukan saat terjadi kebakaran di rumah mereka yang berada di Jalan Prof HM Yamin, Lingkungan XV, Sei Kera II Hilir, Medan Perjuangan, Kamis (18/10) malam

Adalah A Hin alias Acik (72) dan anaknya, Richi alias Rikki (12), korban yang dimaksud. Berdasarkan informasi yang diperoleh Sumut Pos (Grup JPNN), api berasal dari rumah Acik. Api diduga berasal dari lilin karena sudah dua hari berturut-turut aliran listrik padam.

Namun, apesnya, sekira pukul 20.00 WIB lilin yang dipasang A Hin, terjatuh dengan cepat menyambar ke kain. Api juga dengan cepat menyambar gas dan terdengar suara ledakan sebanyak tiga kali.

Beberapa kali warga sempat mendobrak  pintu rumah No 21 yang dihuni oleh Acik dan anaknya. Namun, pintu terkunci dari dalam. Warga juga mencoba memanggil penghuni rumah, tapi tidak ada sahutan. Kobaran api semakin membesar. Lokasi kejadian yang berada di gang kecil, juga menyulitkan petugas untuk memadamkan api.

Delapan unit mobil kebakaran diturunkan. Baru pada pukul 21.00 WIB petugas pemadam kebakaran berhasil memadamkan kobaran api. Warga semakin menyesaki tempat itu. Petugas sempat meminta warga untuk menjauhi lokasi kebaran. “Awas kalian, bukan membantu, malah menonton,” ujar petugas pemadam kebakaran.

Sulit Bergerak Akibat Stroke

Seorang warga, Iwan menerangkan Acik dalam keadaan tidak sehat. “Pak Acik ini duda dan sudah lama stroke. Karena sakit-sakitan itu mungkin dia susah bergerak. Padahal sempat kami panggil dari luar, tapi nggak ada sahutan,” ucapnya.

Menurutnya sudah lama Acik mengontrak rumah itu yang belakangan diketahui milik Aheng. Pria tua itu, tinggal bersama anaknya Richi (12) yang masih Sekolah Dasar. Kediaman Acik No 21 bersebelahan dengan rumah kosong No 20.

“Biasanya tinggal bertiga sama anaknya yang laki-laki. Anaknya ini udah lama nggak pulang karena bekerja. Jadi, saat kebakaran itu, Acik hanya berdua dengan Richi,” ungkapnya.

Jusminto (56), salah satu tetangga Acik menuturkan, Richi itu anak Acik yang paling kecil dan sudah lama A Hin alias Acek menduda. “Acek itu sudah 12 tahun menduda dan Richi itu anaknya yang paling kecil,” katanya di depan Kantor Lurah Sei Kera Hilir II.

Sambungnya, api berasal dari lilin dan dengan cepat menyambar kain. “Sudah diteriaki warga disini tapi tak bisa diselamatkan karena Ace itu menderita stroke ringan dan anaknya si Richi itu agak sedikit keterbelakangan mental gitu,” akunya.

Diterangkan pria keturunan Tionghoa ini, rumah tersebut merupakan rumah sewa. “Kalau rumah yang sebelahnya lagi itu kosong karena sudah dua minggu kosong,” jelasnya.

Hal senada juga diucapkan Kepala Lingkungan XV, Muhammad Aksa. Dijelaskannya, kedua bapak dan anak itu tewas didalam rumah. “Keduanya tewas tak bisa menyelamatkan diri dan keduanya bapak dan anak,” ujarnya.

Hal yang sama dikatakan Kepling Lingkungan 15 M, Asrah. Kata Asrah, sebelumnya pemadaman listrik terjadi sejak Kamis dini hari pukul 02.00 WIB akibat kerusakan travo pada daerah tersebut. “Dari pemadaman listrik itu, diduga Acik menggunakan penerangan lili. Mungkin lilinya jatuh dan api cepat merambat,” ujarnya.

Lurah Sei Kera II Hilir, M Rangkuti menuturkan, keduanya tewas terpanggang. “Api juga menyambar gas dan kebakaran pun dengan cepat membesar,” bebernya.

Kanit Reskrim Polsekta Medan Timur, AKP Ridwan mengaku, pihaknya masih menyelidiki penyebab kebakaran. Dijelaskannya, kerugian ratusan juta rupiah dan dua korban jiwa. “Kebakaran diduga dari lilin karena lokasi disini sudah dua hari mati lampu. Korban jiwa bapak dan anaknya tewas terpanggang karena tak bisa menyelamatkan diri,” akunya.

Sementara itu, saat api mulai padam, Jimmi tetangga korban, terus memanggil nama Acik. Berharap keduanya masih hidup, Jimmi mencari keberadaan Acik dan Richi.

“Dia ini tetangga saya. Dia memang sudah lama sakit. Dia juga nggak kerja lagi. Anaknya masih SD. Pintu rumahnya sering terkunci karena hanya mereka berdua saja yang di rumah. Saat kebakaran, dari tadi saya memanggilnya. Tapi mereka nggak juga keluar dari rumah,” ungkap Jimmi.

Kondisi Tubuh Korban Mengenaskan

Petugas kepolisian dibantu petugas pemadam kebakaran juga terus mencari keberadaan kedua penghuni rumah. Hingga akhirnya ditemukan keduanya dalam kondisi sudah tidak bernyawa berada di lorong rumah tertimbun reruntuhan batu dan seng. Sekira pukul 21.30 WIB, dua unit mobil ambulans pun tiba di lokasi kejadian.

Petugas juga sempat kesulitan untuk mengevakuasi jenazah karena beberapa anggota tubuh kedua korban sudah hancur. Membutuhkan waktu cukup lama untuk mengevakuasinya. Begitupun, warga tetap memaksa masuk ke dalam rumah untuk melihat kondisi korban sehingga menyulitkan evakuasi. Beberapa kali petugas bahkan menyemprotkan air agar warga menjauh dari lokasi.

Selanjutnya, jenazah dibawa dengan plastik jenazah ke dalam ambulans dan diboyong ke RSUD dr Pirngadi Medan untuk dilakukan otopsi. Hingga kini penyebab pasti dari kebakaran belum diketahui. Petugas kepolisian dari Polsek Medan Timur masih melakukan penyelidikan. (far/jon/mag19)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jaksa Telat, Hakim Ngambek

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler