Bapanas: Harga Cabai di Bandung Makin Pedas

Selasa, 06 Agustus 2024 – 12:16 WIB
Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto didampingi Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Djoko Prihadi saat meninjau ketersediaan pangan di pasar tradisional Kosambi, Kota Bandung, Selasa (6/8/2024). Foto: Nur Fidhiah Shabrina/JPNN.com

jpnn.com, BANDUNG - Badan Pangan Nasional (Bapanas) memastikan bahwa harga bahan pokok di Kota Bandung sejauh ini masih stabil. Kenaikan hanya ditemukan pada harga komoditas cabai.

Hal itu disampaikan Direktur Ketersediaan Pangan Bapanas Indra Wijayanto seusai meninjau situasi di Pasar Kosambi bersama-sama personel Satgas Pangan Polri, Selasa (6/8).

BACA JUGA: Bulog-Bapanas Tersandung Skandal Demurrage, Ada Dugaan Keteledoran yang Disengaja

Pantauannya, di pasar Kosambi harga cabai menyentuh Rp 85 ribu per kilogram (kg) untuk jenis rawit, sementara cabai merah keriting di harga Rp75 ribu per kg.

“Hari ini kami cek di pasar ketersediaannya ada dan harganya cukup stabil. Ada beberapa yang naik dan turun. Yang naik pada hari ini cabai rawit merah, maupun cabai merah keriting. Cabai rawit biasanya sekitar Rp 40 – 45 ribu, hari ini Rp 85 ribu per kg,” kata Indra ditemui seusai meninjau.

BACA JUGA: KPK Dalami Data Keterlibatan Bapanas-Bulog dalam Skandal Demurrage

Indra menjelaskan penyebab harga cabai rawit naik dikarenakan musim panen yang baru terjadi di akhir Agustus nanti. Ia pun memastikan, kestabilan bahan pokok lainnya, di luar komoditi cabai.

“Informasinya ini memang akhir dari musim panen yang Januari. Nanti tanam April akan panen di bulan Agustus akhir. Insya Allah akan kembali normal,” ucap dia.

BACA JUGA: Heboh Skandal Demurrage Bapanas-Bulog, Megawati Imbau Jangan Mengandalkan Impor Beras

Beberapa harga bapok yang stabil di antaranya, bawang putih dan merah, telur ayam, daging sapi dan ayam, ikan, minyak goreng bersubsidi, dan beras SPHP.

“Kami pastikan dengan teman-teman Bulog untuk jangan sampai beras SPHP kosong. Artinya, setiap minggu perlu dicek peserdiaan kurang harus segera dirtambah pasokannya. Kenapa? Beras SPHP itu beras subsidi yang memang diperuntukkan untuk masyarakat menengah ke bawah, dan itu harus jaga ketersediaannya. Itu tanggung jawab teman teman di Bulog,” terangnya.

Sementara itu, Satgas Pangan Polri Brigjen Pol Djoko Prihadi mengatakan, pemantauan ketersediaan pangan di pasar tradisional hingga ritel modern terus dilakukan. Hal ini untuk memastikan masyarakat tidak kesulitan mendapatkan bahan pokok.

Menurutnya, apabila saluran pangan di pasar berjalan lancar maka dipastikan tidak ada penimbunan.

“Jangan sampai masyarakat itu kekurangan sesuatu bahan pokok penting hingga inflasi, dan harga tidak bisa terkendali. Kalau saluran pangannya lancar berarti nggak ada penimbunan, nggak ada inflasi, nggak ada barang-barang yang kekurangan dan susah dicari,” ucap Djoko.

Dalam tinjauannya bersama Bapanas ini, Djoko juga melihat tidak ada pelanggaran-pelanggaran yang berpotensi pada tindak pidana di sektor pangan.

“Jadi kami terus bersama-sama dengan Bapanas turun ke lapangan. Alhamdulillah sampai saat ini sudah terjaga dengan baik dan tidak ditemukan adanya pelanggaran-pelanggaran masalah pangan,” tandasnya. (mcr27/jpnn)


Redaktur : M. Adil Syarif
Reporter : Nur Fidhiah Sabrina

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler