Barang China Makin Kuasai Pasar Indonesia

Selasa, 01 Juni 2010 – 17:37 WIB
JAKARTA- Barang-barang impor dari China semakin menguasai pasar IndonesiaFakta ini bisa terlihat dari tetap berkuasanya China sebagai negara pemasok barang impor terbesar ke Indonesia selama empat bulan terakhir

BACA JUGA: Panen Raya, Harga Gabah Naik

Demikian disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/7).
 
BPS mencatat, untuk barang impor selama Januari-April 2010, China masih menempati urutan teratas dengan nilai impor mencapai USD5,61 miliar dan menguasai pangsa pasar sekitar 17,26 persen
Diikuti Jepang senilai USD4,95 miliar atau 15,23 persen dan Singapura dengan nilai USD3,36 miliar atau 10,33 persen.

"Sementara impor non migas dari ASEAN mencapai 23,63 persen dan Uni Eropa sebesar 8,74 persen

BACA JUGA: Pembatasan Subsidi Tak Sentuh Rakyat Miskin

Tapi jangan terlalu menilai negatif selagi impornya itu barang modal atau bahan baku bukan bahan konsumsi," kata Rusman.

Nilai impor menurut golongan penggunaan barang selama Januari-April 2010 dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, dijelaskan Rusman juga mengalami kenaikan untuk semua golongan.

"Yaitu impor barang konsumsi sebesar 68,88 persen, bahan baku sebesar 64,36 persen dan barang modal sebesar 46,67 persen," jelas Rusman.

Sementara itu, diterangkan pula, angka impor Indonesia pada April 2010 mencapai 11,53 miliar atau meningkat 5,12 persen dibandingkan Maret 2010 yang besarnya hanya 10,97 miliar dolar AS
Jika dibandingkan April 2009, impor mengalami peningkatan 71,98 persen.  Impor non migas pada April mencapai 8,77 miliar dolar AS atau meningkat 51,3 juta dolar AS dibandingkan impor Maret 2010.

Menurut Rusman dengan meningkatnya impor dan menurunnya ekspor, surplus perdagangan Indonesia menjadi semakin menipis

BACA JUGA: Harga Barang Naik Tingkatkan Inflasi

Surplus perdagangan pada April hanya  517,5 juta dolarAngka ini jauh dari surplus pedagangan pada Februari lalu yang angkanya mencapai 1,7 miliar dolar AS.   Sedangkan surplus Januari-April mencapai 517 juta dolar AS.

"Ini yang kita khawatirkan, defisit perdagangan kita dengan China semakin lebar menjadi 555,3 juta dolar AS dari sebelumnya 245 juta dolar AS pada MaretArtinya kita konsisten dengan China sejak empat bulan ini defisit USD1,6 miliar," kata Rusman.(afz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Masih Kaji Alternatif Pemberian Subsidi BBM


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler