Barata Indonesia Kejar Sisa Target Pendapatan Rp 1,5 Triliun

Sabtu, 04 Agustus 2018 – 01:54 WIB
Instalasi listrik. Foto: Kaltim Post/JPNN

jpnn.com, JAKARTA - PT Barata Indonesia menargetkan pendapatan sebesar Rp 2,5 triliun pada tahun ini.

Pada semester pertama 2018 lalu, total pendapatan telah lebih dari Rp 1 triliun.

BACA JUGA: Barata Akuisisi Pabrik Siemens Turbine di Indonesia

’’Kami optimistis cukup baik. Tahun lalu kami dapat order naik 360 persen. Sangat signifikan growth-nya, support BUMN, swasta lokal, dan mitra sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan,’’ ujar Direktur Utama PT Barata Silmy Karim, Kamis (2/8).

Kontribusi pendapatan terbesar masih berasal dari komponen pembangkit listrik 40 persen.

BACA JUGA: Barata Indonesia Perkuat Pembangkit Listrik

Sisanya dari pabrik gula, industri minyak dan gas, serta komponen-komponen lain.

Di sisi lain, perusahaan pelat merah itu mengakuisisi pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine Components dengan nilai aset EUR 20 juta atau sekitar Rp 336 miliar.

BACA JUGA: Jawa Satu Power Bangun Proyek PLTG Terbesar

Masih rendahnya tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) di proyek pembangkit listrik tanah air membuat Barata memilih mengakuisisi pabrik komponen listrik di Cilegon, Banten, tersebut.

Silmy menyatakan, akuisisi itu diharapkan mendorong penggunaan komponen dalam negeri untuk proyek pembangkit listrik di Indonesia.

’’Kalau (komponen, Red) pembangkit listrik sepuluh ribu mw diproduksi di Tiongkok, nanti bisa juga di Indonesia,’’ ujar Silmy.

Selama ini TKDN di proyek pembangkit baru 32 persen alias di bawah target pemerintah yang sebesar 40 persen.

Pabrik Siemens Power dan Gas-Turbine telah memproduksi komponen untuk turbin uap dan gas serta peralatan tambahan pembangkit listrik selama hampir 30 tahun.

Kapasitas produksi pabrik tersebut 500 ribu jam per tahun untuk membuat balance of plant, turbin, maupun rumah turbin.

Secara total, terdapat ratusan komponen yang diproduksi di pabrik itu yang 100 persen diekspor ke Eropa, Amerika Serikat, Mesir, maupun Afrika.

’’Utilitas saat ini di atas 50 persen. Kami juga masih ada kontrak dengan Siemens tiga tahun ke depan 250 ribu jam. Artinya, 50 persen load pabrik masih berjalan dan akan berlangsung terus,’’ imbuh Silmy. (vir/c22/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi Efisiensi, PLTD Yang Kecil Ditutup Saja


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler