Dalam sejarah Liga Primera, gap terbesar dalam perburuan juara adalah delapan poin. Itu terjadi pada musim 2003-2004 ketika Valencia di era kepelatihan Rafael Benitez mampu menyalip Real Madrid asuhan Carlos Queiroz di tikungan terakhir.
Kubu Barca tentu saja menolak lempar handuk (menyerah) dalam persaingan dengan Real menyusul kekalahan 2-3 dari Osasuna di Estadio Reyno de Navarra. Tapi, dari pernyataan mereka, tersirat apabila tim asuhan Josep Guardiola tersebut mulai pasrah.
"Juara liga - Well, kami akan berusaha mempertahankan gelar Liga Champions lalu mengusahakan yang terbaik di sisa laga kami. Kita lihat saja apa yang akan terjadi," ungkap Guardiola di situs resmi klub.
"Tapi, dengan ketertinggalan angka yang signifikan, liga memang menjadi makin sulit bagi kami sekarang," sambungnya.
Nada pesimistis juga meluncur dari bibir para pemain Barca. "Kami harus realistis, peluang kami sangat-sangat tipis sekalipun mungkin belum secara definitif kami berakhir," kata kiper Victor Valdes.
"Ini adalah kekalahan menyakitkan. Kami sudah berusaha bereaksi setelah defisit dua gol di babak pertama, tapi tidak cukup," sahut Andres Iniesta, gelandang Barca yang hanya duduk manis di bench kemarin.
Dua gol Osasuna di babak pertama diborong Dejan Lekic pada menit kelima dan ke-22. Alexis Sanchez sempat memperkecil ketinggalan pada menit ke-51, tapi tuan rumah mencetak gol ketiganya lima menit berselang melalui Raul Garcia.
Barca kembali membuka asa berkat gol Cristian Tello di menit ke-73. Tapi, gol penyeimbang kedudukan tidak kunjung lahir sampai bubaran. Sebagai catatan, kali terakhir Barca mampu membalikkan keadaan setelah tertinggal dua gol saat turun minum adalah pada 1962 saat menghadapi Real Betis.
"Kami kesulitan beradaptasi dengan pertandingan, sedangkan Osasuna melakukannya dengan baik. Kami seharusnya bermain lebih baik di babak pertama," jelas Guardiola.
Kekalahan di Reyno de Navarra menambah buruk catatan away Barca di liga musim ini. Dalam sebelas lawatan, Carles Puyol cs hanya menang empat kali, lima kali seri, dan dua kalah. Itu berarti Barca kehilangan 16 angka di luar kandang.
Sementara itu, tersandungnya Barca disikapi biasa-biasa saja oleh kubu Real. Dalam sesi konferensi pers jelang kontra Levante kemarin, entrenador Jose Mourinho mengatakan apabila timnya juga bisa tersandung karena menganggap Februari sebagai bulan terjal.
"Kami harus menghadapi beberapa tim penuh kejutan mulai dari Levante, Racing Santander, Rayo Vallecano. Juga Espanyol yang tengah berburu tiket Eropa," kata Mourinho.
Pernyataan Mourinho cukup aneh mengingat justru Barca yang mungkin lebih tepat menghadapi bulan terjal selama Februari. Setelah kekalahan dari Osasuna, Barca akan menghadapi peringkat ketiga Valencia (19/2), lalu away ke Atletico Madrid (26/2) yang tidak terkalahkan sejak ditangani Diego Simeone akhir tahun lalu. (dns)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Lin, Starter Terbaik Sejak Era Merger
Redaktur : Tim Redaksi