Barisan Tolak Reklamasi Sentil Koster dan Parpol

Minggu, 24 Maret 2019 – 10:55 WIB
ForBali kembali turun ke jalan kemarin menolak reklamasi Teluk Benoa di lapangan Renon. Foto: Wayan Widyantara/Radar Bali/JPNN.com

jpnn.com, DENPASAR - ForBali (Forum Rakyat Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa) bersama Pasubayan Tolak Reklamasi kembali menggelar aksi Parade Budaya.

Aksi kemarin Pukul 15.00 ini dimulai dengan longmarch dari parkir timur renon lalu kemudian dilanjutkan dengan mengitari jalan raya Puputan dan menuju kantor DPRD Bali.

BACA JUGA: Setop Jual Beli Daging Anjing, Akademisi Sarankan Koster Bikin Pergub

Di depan kantor DPRD Bali massa membentangkan spanduk besar dengan panjang 10 meter x 3 meter yang bertuliskan “Bali Tolak Reklamasi Teluk Benoa, Batalkan Perpres 51 tahun 2014.

Hal itu dimaksudkan agar memberikan sinyal kepada para wakil rakyat atau anggota DPRD agar serius bersikap dan melakukan tindakan kongkrit atas janji-janji politik yang sebelumnya pernah dikatakan saat kampanye.

BACA JUGA: Kampanye di Bali, Sandi Berjanji Tolak Reklamasi

Koordinator ForBali Wayan Gendo Suardana menjelaskan bahwa aksi ini merupakan aksi perdana penolakan reklamasi Teluk Benoa di tahun 2019.

BACA JUGA: Kampanye di Bali, Sandi Berjanji Tolak Reklamasi

BACA JUGA: Gubernur Koster Ingin Desain Pendidikan yang Cocok dengan Bali

Aksi ini juga merupakan respons terhadap izin lokasi yang diterbitkan Menteri Susi Pudjiastuti 25 Desember 2018 lalu yang diberikan terhadap investor yang sama yakni PT. TWBI.

“Adanya izin lokasi yang baru merupakan cerminan sikap pemerintah yang tidak berpihak terhadap gerakan rakyat. Terlebih kita tidak tahu bahwa

izin lokasi ini prosesnya dari nol atau tidak,” tukasnya. Sebab jika izin lokasinya baru mesti melalui proses dari nol sesuai dengan logika hukumnya.

Masalahnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melakukan pembelaan yang sangat normatif. Ia acapkali mengatakan bahwa mengeluarkan izin lokasi merupakan hal prosedural yang harus ia lakukan.

Namun dalam konteks ini Gendo mengatakan pihaknya membutuhkan menteri sebagai pemegang kebijakan yang bukan sebagai administratur semata yang hanya mengecek kesesuian tata ruang lalu memberi stempel.

Bukan itu semata. Seharusnya Susi Pudjiastuti melakukan pengujian saat akan menerbitkan izin lokasi di Teluk Benoa serta melakukan tindakan

diskresi terhadap kewenangannya, apakah reklamasi Teluk Benoa itu urgent atau tidak. Namun, kewenangan itu tidak dilakukan pada Menteri Susi.

Jerinx, front man Superman Is Dead yang hadir pada aksi kali ini juga mengatakan bahwa aksi ini merupakan teguran terhada Menteri Kelautan Susi Pudjiastuti terhadap izin lokasi yang terbitkan 25 Desember lalu.

Selain itu Jerinx juga mengkrtisi sikap Gubernur Bali Wayan Koster yang sampai detik ini tidak mau membuka surat yang sempat ia kirimkan kepada Presiden Joko widodo.

“Apabila memang benar Gubernur Bali Wayan Koster serius menolak reklamasi, seharusnya ia berani membuka isi suratnya kepada publik” tendasnya.

Terkait Izin lokasi reklamasi yang diterbitkan Susi Pudjiastuti, Gendo Suardana menambahkan bahwa izin lokasi yang diterbitkan Susi Pudjiastuti ini merupakan

izin lokasi perpanjangan dan tidak melalui proses dari awal atau dari nol maka hal ini merupakan preseden hukum yang buruk.

Disamping itu Gendo Suardana juga menjelaskan bahwa dalam skala lokal pada pilkada sebelumnya hampir semua partai menyatakan diri menolak reklamasi Teluk Benoa.

Aksi ini juga merupakan pelajaran agar tidak menjadi kebiasaan saat pilkada atau pemilihan-pemilihan elektoral partai-partai menyatakan menolak reklamasi Teluk Benoa.

Bahkan, ada juga yang membuat pakta integritas atau ada juga politisi yang sampai turun aksi.

“Apabila ini dibiarkan maka ini juga merupakan preseden buruk, sebab rakyat hanya diberi janji-janji saja seolah-olah mereka menolak reklamasi tanpa ada sikap yang riil” tegasnya.

Dia menambahkan, aksi ini juga merupakan tekanan dalam konteks politik lokal bahwa dimana partai-partai yang pernah membuat pakta integritas penolakan reklamasi atau partai yang sewaktu pilkada menyatakan tolak reklamasi Teluk Benoa agar melakukan tindakan politik yang riil.

Misalnya, mendorong upaya-upaya politik entah dengan mekanisme rapat paripurna atau membentuk pansus yang sampai sekarang tidak ada tindak lanjutnya.

Aksi Parade Budaya dimeriahkan oleh Orasi para basis penolak reklamasi Teluk Benoa, Tarian Barong dari Banjar Tatasan Kaja serta penampilan jamming dari musisi Jangkar Kuta.

Setelah itu ditutup dengan penampilan terakhir dari The Dissland yang memainkan lagu-lagu membakar semangat agar terus berjuang

sampai Teluk Benoa Menang. Sesusai itu massa kembali ke parkir timur dan membubarkan diri dengan tetib dan rapi.(rb/ara/mus/JPR)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Polemik Surat Misterius yang Berujung Serius, Gubernur Ini Bakal Digugat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler