jpnn.com, BARITO UTARA - Jagung saat ini merupakan komoditas yang didorong oleh Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah sebagai komoditas startegis penyumbang Pendapatan Asli Daerah (PAD). Salah satunya di Kabupaten Barito Utara yang menargetkan 2020 mendatang menjadi sentra atau lumbung jagung di Kalimantan Tengah.
Jagung bisa dijadikan komoditas unggulan di Kabupaten Barito Utara, lantaraan permintaan pasar cukup tinggi dan harganya saat ini berkisar Rp 2,5 juta sampai Rp 3 juta per ton. Apalagi, luas lahan yang tersedia di Kabupaten Barito Utara masih relatif cukup banyak demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian Barito Utara, Setia Budi saat menerima kunjungan tim Upsus BPTP Kalteng dalam rangka optimalisasi Luas Tambah Tanam (LTT).
BACA JUGA: Kementan Dorong Pengembangan Wisata Agro
Menurutnya harga jual jagung yang cukup tinggi ditingkat petani ( Rp 3.000 hingga Rp. 3.200/per kilogramnya) juga mendorong masyarakat di sana berani melakukan alih fungsi lahan perkebunan karet untuk ditanami dengan jagung.
Alasannya karena rendahnya harga komoditas karet saat ini selain itu telah terbukanya pasar untuk jagung, yang membuat masyarakat sangat bergairah untuk membuka lahan dengan tanaman jagung.
BACA JUGA: Magelang Siap Swasembada dan Penyangga Benih Bawang Putih
Kabupaten Barito Utara juga tercatat sebagai daerah pemasok jagung terbesar di Kalteng dan Kalsel, khususnya untuk kebutuhan bahan baku pakan ternak di PT Comfeed di Bati-Bati, Kabupaten Tanah Laut Kalimantan Selatan.
Saat mengunjungi salah satu sentra pengembangan jagung di desa Rimba Sari kecamatan Teweh Tengah Tim Upsus BPTP Kalteng menyaksikan begitu luas nya hamparan lahan yang telah dibuka masyarakat untuk tanam jagung. Menurut Sutarno, 48, di desanya sudah hampir 100 ha lahan yang dialihfungsikan masyrakat dari lahan perkebunan menjadi lahan pangan yang ditanami jagung.
Lebih lanjut disampaikan oleh Setia Budi. Pada tahun 2018 ini ada sekitar 1.650 hektar lahan untuk pengembangan jagung yang tersebar di 9 kecamatan dan sekitar 1.200 hektar untuk.pengembangan padi gogo pada Musim Tanam (MT) Oktober maret 2018/2019.
BACA JUGA: Peringkat Ketahanan Pangan Indonesia Terus Membaik
Untuk mendukung upaya tersebut menurut Budi, Pemda Barito Utara memperoleh bantuan dari Pemerintah Pusat berupa tiga unit alat berat berupa dua Ekskavator dan satu Buldozer yang digunakan membuka lahan untuk pengembangan jagung, padi gogo serta jalan usaha tani.
Sementara itu BPTP Kalteng siap mendukung peningkatan produksi jagung dan padi di lahan kering Barito Utara dengan memperkenalkan teknologi budidaya dan penggunaan Varietas Unggul Baru (VUB) Jagung Bima URI 19 dan BIMA URI 20, varietas NASA 29 dan teknologi Largo super (Larikan Padi Gogo Super).
Menurut peneliti BPTP Kalteng, Dr.Susilawati, VUB Badan Litbang tersebut diyakini dapat meningkatkan produksi hingga dua kali lipatnya. Potensi yang dapat dihasilkan dari jagung hibrida Bima 19 dan 20 URI mencapai 12,5 ton/hektar, tahan terhadap penyakit bulai, toleran penyakit karat dan bercak daun, toleran kekeringan, tahan rebah akar/batang.
Sedangkan jagung Hibrida Nasa 29 atau Nakula Sadewa 29 ini memiliki kemampuan pengisian biji pada tongkol secara penuh dan kelobot tertutup sempurna, rendemen biji >80%, batang kokoh, tahan terhadap serangan hawar daun, penyakit bulai dan busuk tongkol. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Maluku Tenggara, Mutiara Baru Sentra Bawang Merah dari Timur
Redaktur : Tim Redaksi