Selain miring, lebih dari separuh dinding bangunan yang dikerjakan PT Karsa Bayu Bangun Perkasa itu mulai retak. Lantainya yang berkeramik juga terangkat dan bergelombang, plafonnya rusak dan pondasinya tenggelam.
Dua kanopi dilantai tiga di samping gedung bagian selatan juga jatuh. Kanopi itu menimpa keramik lantai satu sehingga keraminya remuk. Batu alam yang dipasang di dinding samping lantai dua juga banyak yang rontok. Hal ini dikhawatirkan menimpa pegawai yang sedang melintas di bawahnya.
Kuat dugaan, pengerjaan proyek yang didanai APBD Kota Batam itu tidak sesuai bestek gedung perkantoran dalam kontrak kerja yang ada. Keberadaan kantor yang rusak parah itu langsung ditinjau Wakil Ketua DPRD Batam, Ruslan Kasbulatov.
"Padahal penyerahan tahap duanya baru dilakukan tahun 2009 lalu bahkan ada pemeliharaan enam bulan tapi kok bisa hancur. Padahal ini kantor nilainya Rp2,7 miliar," ujar Ruslan dengan ketusnya saat sidak kemarin.
Politisi PDI Perjuangan ini sangat menyayangkan bangunan megah yang didanai dengan uang rakyat itu hanya bisa bertahan tiga tahun. Pegawai dan masyarakat yang mengurus dokumen di sana juga terancam keselamatannya.
Dalam dialog Ruslan dengan beberapa staf kantor kecamatan Nongsa, mereka mengaku hendak berkantor di salah satu ruko di kawasan itu karena kuatir bangunan tiba-tiba ambruk.
"Para pegawai ngakunya mulai berangsur-angsur ungsikan barang dan ke kontrakan di ruko," kata Ruslan.
Ruslan juga mengakui saat ini Sekretaris Daerah Kota Batam telah mengumpulkan sejumlah kontraktor untuk merehabilitasi kantor tersebut dengan anggaran sekitar Rp2,4 miliar yang nantinya dianggarkan dalam APBD Perubahan tahun 2012.
"Ini tidak bisa dibiarkan. Aparat penegak hukum diminta mengusut tuntas masalah ini karena saya duga ada permainan dalam pengerjaannya," tukas mantan Ketua Komisi I DPRD Batam ini.
Terpisah, Camat Nongsa John Hendri membenarkan adanya kerusakan pada gedung tiga lantai tersebut. Tapi ia menepis aktifitas perkantoran akan dipindahkan ke ruko sebagai kantor alternatif.
"Selagi beluma ada perintah dari atasan, kami belum bisa pindah. Dan kerusakan ini belum sampai mengancam keselamatan pegawai," katanya.
Ia berdalih aktifitas kantor dan pelayanan masyarakat masih berjalan lancar. Terkait presentase kerusakan, ia mengaku tidak mengetahuinya secara pasti karena itu menjadi kewenangan bagian perlengkapan dan aser Setda Kota Batam.
"Saya baru bertugas satu bulan disini jadi rusaknya sejak kapan saya belum tahu," ujarnya menimpali.
Namun demikian, sejumlah staf kantor kecamatan mengaku mereka mulai kuatir dengan kondisi gedung yang mulai rusak tersebut.
"Takutnya kalau angin kencang disertai hujan, gedung ini bisa langsung ambruk karena memang pondasi dan dindingnya mulai retak," ujar beberapa staf yang enggan menyebutkan namanya kepada wartawan kemarin.
Ir, salah seorang pegawai mengaku was-was saat menginjakkan kakinya di kantor camat itu. Ia khawatir gedung itu akan roboh. "Saya ngeri kalau jalan di atas keramik itu, karena keramiknya bergelombang kayak di laut, jadi merinding," katanya.
Ia juga menunjukkan bagian-bagian bangunan lain yang retak. Termasuk pondasi utama bangunan dan profil atau hiasan di dinding yang retak bahkan runtuh. "Pokoknya banyak sekali yang retak-retak," katanya. (spt/cr16)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kalsel Tambah Dokter, Dokter Gigi dan Bidan
Redaktur : Tim Redaksi